BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
MASALAH
Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan melayani kebutuhan dan keinginan
konsumen sasaran. Pasar konsumen dan perilaku pembelian konsumen harus dipahami
sebelum rencana pemasaran yang nyata dapat dikembangkan. Pasar konsumen membeli
barang & jasa untuk konsumsi pribadi, dan ini adalah pasar yang paling
akhir dimana kegiatan perekonomian diatur.
Istilah pasar banyak diartikan secara beda sesuai dengan sudut pandang
penglihatan. Disini, kebutuhan dan keinginan konsumen mengawali kehadiran
produk yang dapat memenuhinya. Hal tersebut, terungkap melalui jembatan
penyebrangan motivasi dan kemampuan membeli yang dimiliki konsumen. Akan
tetapi, tidak diingkari kondisinya bervariasi yang tercengkram perubahan.
Kegenerikan produk, jenis produk, tingkatan produk, dan persaingan merek
memberikan pertolongan kita untuk menentukan pasar. Pasar yang ditentukan
dengan cara demikian, tergores garis batas jelas tujuan, keberadaan alternatif,
serta daya lenting terhadap aksi dobrakan perubahan.
Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak
sebaliknya. Pelanggan mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih dalam.
Pelanggan mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit –
menit terakhir perusahaan prosuk, tetap mendapat laba dari memahami bagaimana
dan mengapa pelanggan memebeli. Tidak adanya pemahaman terhadap motivasi
kebutuhan dan kesukaan/prefensi pelanggan anda jelas bias merusak pada tahap
selanjutnya. Mempelajari konsumen akan memberikan petunjuk bagi pengembanagan
produk baru, keistimewaan produk, harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan
elemen baru pemasaran lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa itu Pasar Konsumen?
2.
Apa itu Perilaku Konsumen?
3.
Mengapa Perlu Mempelajari Perilaku Konsumen?
4.
Siapa Pihak-pihak yang Berkepentingan?
5.
Apa Hubungan Perilaku Konsumen dengan Strategi Pemasaran?
6.
Apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen?
7.
Apa saja Proses Pengambilan Keputusan Pembelian?
8.
Apa saja Teknik Pendekatan untuk Mempengaruhi Keputusan
Konsumen?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Pengertian
Pasar Konsumen.
2. Untuk mengetahui Pengertian
Perilaku Konsumen.
3. Untuk mengetahui Perlunya
Mempelajari Perilaku Konsumen.
4. Untuk mengetahui Pihak-pihak
yang Berkepentingan.
5. Untuk mengetahui Hubungan Perilaku Konsumen
dengan Strategi Pemasaran
6. Untuk mengetahui Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.
7. Untuk mengetahui Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian.
8. Untuk mengetahui Teknik Pendekatan untuk Mempengaruhi
Keputusan Konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PASAR KONSUMEN
Pengertian
pasar secara sempit adalah suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
melakukan transasksi jual beli dan jasa. Sedangkan pengertian pasar secara luas
adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual barang
atau jasa dan pembeli yang mengeluarkan uang untuk membeli barang dengan harga
tertentu.
Pasar
Konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan
barang atau jasa untuk konsumsi pribadi. Sedangkan menurut salah satu ahli
pemasaran pasar konsumen adalah pasar yang dimana pembelinya adalah
individual yang membeli produk untuk digunakan atau disewakan.
Tujuan
pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan rangsangan serta
keinginan pelanggan sasaran. Bidang ilmu perilaku konsumen memepelajari
bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat mereka.
Kemudian, pasar
yang telah ada dianalisis lewat berbagai kegiatan. Secara terperinci
kegiatan-kegiatan tersebut meliputi : studi batas dan struktur pasar, studi dan
deskripsi konsumen akhir, studi dan deskripsi industri serta sistem nilai
tambah, evaluasi pesaing inti, prediksi potensi pertumbuhan pasar. Lima
kegiatan demikian, merupakan kerangka kerja yang memberikan landasan penting
identifikasi segmen pasar dan keunggulan bersaing. Mayoritas, bisnis saat ini
bertindak melakukan penargetan terhadap satu atau lebih segmen pasar. Pasar
adalah harus ditentukan dan dianalisis untuk kejelasan arena pertempuran dan
penerimaan profit dari keberhasilan persaingan.
Pemasar harus
benar-benar mengerti antara teori dan kenyataan dari perilaku konsumen. Perilaku
konsumen dalam membeli suatu produk dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor
sosial, dan faktor individu.
Perilaku
konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian
penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan
produk, pelayanan dari sumber lainnya.
Memahami
prilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah sesederhana. Dalam
menganalisis suatu pasar konsumen, seseorang perlu mengetahui tentang penduduk,
obyek, tujuan pembeli, organisasi, operasi, peristiwa, dan tempat penjualan.
Faktor-faktor
utama yang mempengaruhi perilaku pembeli, mempelajari terobosan – terobosan
pemasaran, proses keputusan pembelian, dan pengambilan keputusan pembelian.
Pelanggan
mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak sebaliknya.
Pelanggan mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih dalam. Pelanggan
mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit – menit terakhir
perusahaan prosuk, tetap mendapat laba dari memahami bagaimana dan mengapa
pelanggan memebeli. Tidak adanya pemahaman terhadap motivasi kebutuhan dan
kesukaan/prefensi pelanggan anda jelas bias merusak pada tahap selanjutnya.
Mempelajari konsumen akan memberikan petunjuk bagi pengembanagan produk baru,
keistimewaan produk, harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan elemen baru
pemasaran lainnya.
B. PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Ada pertanyaan penting yang mendasari perlunya perlunya mempelajari
perilaku konsumen. Apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen? Mengapa bidang
ini kian mendapat pengakuan sebagai disiplin akademik dan bidang penelitian?
Mengapa pula mata kuliah perilaku konsumen penting dalam pendidikan bisnis?
Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada
permasalahan MANUSIA. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen
secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan. Perilaku konsumen
adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusuli tindakan ini.
Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat
kita harus memahami apa yang kita pikirkan
(kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan
(perilaku), dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta
dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen.
The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
berikut:
Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi,
perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam
hidup mereka......(American Marketing Association).
Dari definisi tersebut di atas terdapat 3 (tiga) ide penting, yaitu : (1)
perilaku konsumen adalah dinamis; (2) hal tersebut melibatkan interaksi antara
afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar; serta (3) hal tersebut
melibatkan pertukaran.
Perilaku Konsumen adalah Dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup
konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian pula pada
pengembangan strategi pemasaran. Dalam hal studi perilaku konsumen, salah satu
implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas
untuk jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu.
Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen
menyiratkan bbahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi
pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama disepanjang waktu, pasar,
dan industri.
Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran. Itu merupakan hal terakhir yang ditekankan dalam
definisi perilaku konsumen yaitu pertukaran di antara individu. Hal ini membuat
definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang
sejauh ini juga menekankan pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah
untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan
strategi pemasaran.
C. PERLUNYA MEMPELAJARI PERILAKU KONSUMEN
Studi tentang Perilaku Konsumen akan menjadi dasar yang amat penting dalam
manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan membantu para pemasar untuk :
·
Merancang bauran pemasaran.
·
Menetapkan segmentasi.
·
Merumuskan posisioning dan pembedaan produk.
·
Mempormulasikan analisi lingkungan bisnisnya.
·
Mengembangkan riset pemasarannya.
Selain itu, analisis perilaku konsumen juga memainkan peranan penting dalam
merancang kebijakan publik. Bagi pengusaha bidang ekonomi suatu negara
memerlukan kajian ini untuk merumuskan kebijakannya dalam kerangka perlindungan
konsumen. Dengan mengetahui perilaku konsumen mungkin dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pengembangan kemampuan seorang pemasar dalam menjalankan tugasnya.
Demikian juga bagi kalangan akademis, kajian ini akan dapat dipergunakan untuk
memperdalam pengetahuan tentang perilaku studi manusia.
Studi tentang konsumen ini akan menghasilkan 3 (tiga) informasi penting,
yaitu :
Ø Orientasi/arah/cara pandang konsumen (A
consumer orientation).
Ø Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja (Facts
about buying behavior).
Ø Konsep/teori yang memberi acuan pada proses
berfikirnya manusia dalam berkeputusan (Theories to guide the thinking
process).
D. PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN
Ada dua grup besar yang tertarik pada
studi/analisis perilaku konsumen :
1. Grup riset dasar, terutama terdiri dari
periset akademik yang tertarik mempelajari perilaku konsumen sebagai suatu cara
mengembangkan pengetahuan yang unik tentang aspek perilaku manusia.
2.
Grup yang berorientasi-aksi, dipecah menjadi tiga :
·
Organisasi pemasaran, yang mencakup bukan hanya apa yang biasanya dipikirkan sebagai organisasi
bisnis, tapi juga organisasi lain seperti rumah sakit, museum, kantor pengacara
dan universitas. Dengan demikian, organisasi pemasaran memasukkan semua grup
yang melakukan penawaran pada pasar dan yang ingin melakukan pertukaran dengan
konsumen.
·
Organisasi pemerintah dan politik, yang termasuk di dalamnya adalah Kantor Perdagangan
Negara (Federal Trade Commission) dan Badan Pengawas Makanan dan
Obat-obatan (Food and Drug Administration). Tujuan uatama dari
organisasi ini adalah memantau dan mengatur pertukaran antara organisasi
pemasar dan konsumen.
·
Konsumen, individu konsumen dan pembeli membentuk organisasi yang menukarkan sumber
daya untuk berbagai macam barang dan jasa.
Hubungan di antara ketiga grup yang berorientasi pada aksi, yang tertarik
pada kajian Perilaku Konsumen dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut :
Gambar 1-1. Hubungan antar Grup Berorientasi pada Aksi
Strategi Pemasaran
|
Konsumen
|
Kegiatan Konsumen
|
Organisasi Pemerintah
|
Kebijakan Publik
|
Organisasi Pemasaran
|
E.
HUBUNGAN PERILAKU KONSUMEN DENGAN STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah
suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan
organisasi. Biasanya strategi pemasaran diarahkan untuk meningkatkan
kemingkinan atau frekuensi perilaku konsumen, seperti peningkatan kunjungan
pada toko tertentu atau pembelian produk tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan
mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang diarahkan pada dasar sasaran
yang dipilih. Suatu bauran pemasaran terdiri dari elemen produk, promosi,
distribusi dan harga.
Pada halaman berikut disajikan tabel yang memaparkan
beberapa isu perilaku konsumen yang dilibatkan dalam pengembangan berbagai
aspek strategi pemasaran. Isu tersebut didapat melalui riset pemasaran formal,
diskusi formal dengan konsumen, atau instuisi dan pemikiran tentang hubungan
antara perilaku konsumen dan strategi pemasaran. Sangat sedikit jika ada
keputusan tentang strategi yang tidak mempertimbangkan perilaku konsumen.
Contohnya, analisis persaingan membutuhkan suatu pengertian tentang apa yang
dipikirkan dan dirasakan konsumen terhadap merek pesaing, konsumen bagaimana
yang membeli suatu merek atau mengapa, serta dalam situasi bagaimana konsumen
membeli dan menggunakkan produk pesaing. Dengan demikian, semakin banyak kita
belajar tentang konsumen (dan pendekatan untuk menganalisis mereka), semakin
baik kesempatan untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil. Tabel di
bawah juga memberikan beberapa saran pengembangan strategi pemasaran.
Elemen Strategi
|
Isu Konsumen
|
Segmentasi
|
Konsumen mana yang paling tepat untuk produk kita?
Sifat konsumen mana yang harus digunakan untuk
mensegmentasi pasar produk kita?
|
Produk
|
Produk mana yang digunakan oleh konsumen saat ini?
Keuntungan apa yang diharapkan konsumen dari produk
tersebut?
|
Promosi
|
Promosi yang bagaimana yang dapat mempengaruhi konsumen
untuk membeli dan menggunakan produk kita?
Iklan yang bagaimana yang paling efektif untuk produk
kita?
|
Harga
|
Seberapa penting harga bagi konsumen untuk setiap pasar
sasaran?
Apa dampak dari perubahan harga terhadap perilaku
pembelian?
|
Distribusi
|
Dimana konsumen membeli produk ini?
Apakah sistem distribusi yang berbeda akan mengubah
perilaku pembelian?
|
Strategi pemasaran, khususnya yang dikembangkan dan
diterapkan oleh perusahaan yang berhasil, memiliki kekuatan besar terhadap
konsumen dan masyarakat luas. Strategi pemasaran bukan hanya disesuaikan dengan
konsumen, tetapi juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen
tentang diri mereka sendiri, tentang berbagai macam tawaran pasar, serta
tentang situasi yang etpat untuk pembelian dan penggunaan produk. Ini tidak
berarti pemasaran adalah kegiatan yang tidak tepat atau tidak etis. Akan
tetapi, kekuatan pemasaran serta kemampuan riset pemasaran dan analisis
konsumen untuk mendapatkan pandangan tentang perilaku konsumen tidak perlu
dikurangi atau disalahgunakan.
F.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh
faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar
adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan pleh pemasar, tetapi harus
benar-benar diperhitungkan. Karenanya kita akan membahas pengaruh tiap faktor
terhadap perilaku pembelian.
1. Faktor-faktor Kebudayaan
a.
Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor penentu yang
paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk
lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.
Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi,
preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan
keluarga dan lembaga-lembaga sosial penting lainnya. Seorang anak yang
dibesarkan di Amerika akan terbuka pada nilai-nilai: prestasi dan keberhasilan,
kegiatan efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenyamanan dari segi materi,
individualisme, kebebasan, kenyamanan di luar, kemanusiaan dan jiwa muda.
b.
Sub-Budaya
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang
lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik
untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.
2. Faktor-faktor Sosial
a.
Kelompok Referensi
Kelompok referensi seseorang terdiri dari
seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa di antaranya adalah kelompok-kelompok
primer, yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan, seperti
keluarga, teman, tetangga dan teman sejawat. Kelompok-kelompok sekunder,
yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang
berkesinambungan. Kelompok yang seseorang ingin menjadi ingin anggotanya
disebut kelompok aspirasi. Sebuah kelompok diasosiatif
(memisahkan diri) adalah sebuah keompok yang nilai atau perilakunya tidak
disukai oleh individu.
Para pemasar berusaha mengidentifikasi
kelompok-kelompok referensi dari konsumen sasaran mereka. Orang umumnya sangat
dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada tiga cara. Pertama,
kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang perilaku dan gaya hidup baru. Kedua,
mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep jati-diri seseorang karena orang
tersebut umumnya ingin “menyesuaikan diri”. Ketiga, mereka menciptakan
tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan
merek seseorang.
b.
Keluarga
Kita dapat membedakan antara dua keluarga
dalam kehidupan pembeli, yang pertama adalah: keluarga orientasi, yang
merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah seseorang mendapatkan
pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai
atau harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup
anak-anak seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang
paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.
c.
Peran dan Status
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam
kelompok selama hidupnya, keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam
setiap kelompok dapat diidentifikasi dalam peran dan status.
3. Faktor Pribadi
a.
Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus
hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan
dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan
atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
b.
Pekerjaan
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok
pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa
tertentu.
c.
Keadaan Ekonomi
Yang dimaksud keadaan ekonomi seseorag adalah
terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya,
stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase
yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap
mengeluarkan lawan menabung.
d.
Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di
dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya
hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan
lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial
seseorang.
e.
Kepribadian dan Konsep Diri
Yang dimaksud dengan kepribadian adalah
karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang
responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat
merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku
konsumen. Bila jenis-jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki
korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai
pilihan produk atau merek.
4. Faktor-faktor Psikologis
a.
Motivasi
Beberapa kebutuhan bersifat biogenik,
kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa
lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain
bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis
tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan
diterima.
Terori-teori motivasi:
Ø Teori motivasi Freud, mengasumsikan bahwa kekuatan-kekuatan
psikologis yang sebenarnya membentuk perilaku manusia sebagian besar bersifat
di bawah sadar. Freud melihat bahwa seseorang akan menekan berbagai keinginan
seiring dengan proses pertumbuhannya dan proses penerimaan aturan
sosial.keinginan-keinginan ini tidak pernah berhasil dihilangkan atau
dikendalikan secara sempurna, dan biasanya muncul kembali dalam bentuk mimpi,
salah bicara dan perilaku-perilaku neurotis.
Ø Teori motivasi Maslow, menjelaskan mengapa seseorang didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan tertentu pada saat-saat tertentu. Mengapa seseorang
menggunakan waktu dan energi yang besar untuk keamanan pribadi sedangkan orang
lain menggunakan waktu dan energi yang besar untuk mengejar harga diri?
Jawabannya adalah bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki, dari
kebutuhan yang paling mendesak hingga yang kurang mendesak.
Ø Teori motivasi Herzberg, mengembangkan “teori motivasi dua faktor”
yang membedakan antara faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan faktor yang
menyebabkan kepuasan. Teori ini memiliki dua implikasi. Pertama, penjual
berusaha menghindari faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan sperti buku
pedoman penggunaan komputer yang buruk atau kebijaksanaan pelayanan yang kurang
baik. Kedua, produsen haruslah mengidentifikasi faktor-faktor yang meimbulkan
kepuasan atau motivator-motivator utama dari pembelian di pasar komputer dan
memastikan hal-hal ini tersedia. Faktor-faktor yang memuaskan ini akan membuat
perbedaan utama antara merek komputer yang dibeli oleh pelanggan.
b.
Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana
seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki
persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
·
Perhatian yang selektif.
·
Gangguan yang selektif.
·
Mengingat kembali yang selektif.
Faktor-faktor persepsi ini -yaitu perhatian, gangguan, dan mengingan
kembali yang selektif- berarti bahwa para pemasar harus bekerja keras agar
pesan yang disampaikan diterima.
c.
Proses Belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan dalam
perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
d.
Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki
seseorang terhadap sesuatu.
Kita sekarang dapat menghargai berbagai kekuatan yang
mempengaruhi perilaku konsumen. Keputusan membeli seseorang merupakan hasil
suatu hubungan yang saling mempengaruhi dan rumit antara faktor-faktor budaya,
sosial, pribadi dan psikologi. Banyak dari faktor ini tidak banyak dipengaruhi
oleh pemasar. Namun faktor-faktor ini sangat berguna untuk mengidentifikasi
pembeli-pembeli yang mungkin memiliki minat terbesar terhadap suatu produk.
Faktor-faktor lain dapat dipengaruhi oleh pemasar dan dapat mengisyaratkan pada
pemasar mengenai bagaimana mengembangkan produk, harga, distribusi dan promosi.
G.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan
kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Lihat gambar
berikut:
Gambar 1-2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Mengenali Kebutuhan
|
Pencarian informasi
|
Evaluasi alternatif
|
Keputusan membeli
|
Perilaku pasca pembelian
|
Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan
pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut. Pendirian orang lain,
faktor situasi tidak diantisipasi, dan risiko yang dirasakan dapat mempengaruhi
keputusan pembelian, demikian pula tingkat kepuasan pasca pembelian konsumen
dan tindakan pasca pembelian di pihak perusahaan. Pelanggan yang puas akan
terus melakukan pembelian; pelanggan yang tidak puas akan menghentikan pembelian
produk bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada
teman-teman mereka. Karena itu, perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan
konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian.
Gambar di atas, menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap seluruhnya
pada setiap pembelian. Namun dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen
seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini. Seorang wanita yang
membeli pasta gigi merek yang sudah biasa akan mengenali kebutuhan dan langsung
ke keputusan pembelian, melompati tahap pencarian informasi dan evaluasi. Model
tersebut menunjukan semua pertimbangan untuk muncul ketika konsumen menghadapi
situasi membeli yang kompleks dan baru.
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari
adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi
sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan
oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang,
yaitu rasa lapar, dahaga atau seks meningkat sehingga suatu tingkat tertentu
dan berubah menjadi dorongan. Atau suatu kebutuhan dapat timbul karena
disebabkan rangsangan eksternal seseorang yang melewati sebuah toko roti dan
melihat roti yang baru selesai dibakar dapat merangsang rasa laparnya.
2. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya
akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua
tingkat yaitu kedaan tingkat pencarian informasi yang sedang-sedang saja yang
disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana
ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya, dan melakukan
kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Umumnya jumlah aktivitas
pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari
situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekspensif.
Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah
sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh
relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan-keputusan membeli.
Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok :
Ø Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
Ø Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan,
penyalur, kemasan dan pameran
Ø Sumber umum : media massa, organisasi konsumen
Ø Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji,
menggunakkan produk.
Secara konsumen menerima informasi terbanyak
dari suatu produk dari sumber-sumber komersial, yaitu sumber-sumber yang
didominasi oleh pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif justru
berasal dari sumber-sumber pribadi. Setiap sumber informasi melaksakan suatu
fungsi yang agak berbeda dalam mempengaruhi keputusan membeli. Informasi
komersial umumnya melaksanakan fungsi memberitahu, sedangkan sumber pribadi
melaksanakan fungsi legitimasi dan atau evaluasi.
Karena itu suatu perusahaan harus “menyusun
strategi” agar mereka masuk ke perangkat pengenalan, perangkat pertimbangan dan
perangkat pilihan dari calon pembeli. Bila tidak, ia akan kehilangan peluang
untuk menjual pada pelanggan. Lebih jauh lagi, perusahaan harus
mengidentifikasi merek lain yang ada di perangkat pilihan dari konsumen
sehingga perusahaan dapat merencanakan daya tarik produknya yang akan bersaing.
3. Evaluasi alternatif
Bagaimana konsumen memproses informasi tentang
pilihan merek untuk membuat keputusan akhir? Ternyata tidak ada proses evaluasi
yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh satu
konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa proses evaluasi keputusan.
Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif,
yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk
terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat
kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berada pada ciri masing-masing.
Kepercayaan merek menimbulkan citra merek.
4. Keputusan membeli
Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk
preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen
mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disuaki. Walaupun
demikian, dua faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli.
Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang
lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal:
(1) intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan
konsumen dan (2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain
tersebut. Semakiin tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan
semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar
kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya.
Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh
faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian
berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga
yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen tidak
betindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah
tujuan membeli.
5. Perilaku sesudah pembelian
Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang
dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.
Konsumen juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan
penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan
berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsunghingga
periode sesudah pembelian.
6. Kepuasan sesudah pembelian
Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen
mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan menginginkan
produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan
mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk.
Apa yang menentukan konsumen akan merasa
sangat puas, cukup puas atau tidak puas atas suatu pemeblian? Kepuasan membeli
merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan
kemampuan dari produk tersebut.
7. Tindakan-tindakan sesudah pembelian
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada
suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa
puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli
produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi
ketidakpuasannya, karena dengan kodrat manusia “untuk menciptakan keserasian,
konsistensi, dan keselarasan di antara pendapat, pengetahuan dan nilai-niali di
dalam dirinya”. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan.
Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau
mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha mengurangi
ketidakcocokannya dengan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan
produk tersebut sebagai bernilai tinggi (atau menghindari informasi yang
mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai rendah).
Para pemasar haruslah menyadari terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang dilakukan konsumen untuk mengatasi ketidakpuasan.
Konsumen memiliki pilihan antara melakukan tindakan atau tidak melakukan
tindakan. Tindakan bersama tersebut mengeluh kepada perusahaan, mendatangi
pengacara, mengeluh kepada kelompok-kelompok lain yang mungkin dapat membantu
mengurangi ketidakpuasan, seperti: organisasi-organisasi usaha pribadi, atau
pemerintah. Atau pembeli dapat menghentikan pembelian terhadap produk tersebut,
yaitu memenfaatkan hak untuk keluar (exit option). Alternatif lain
adalah konsumen mungkin memilih menggunakan hak suara (voice option :
menyebarkan kesan buruk yang diterimanya). Apapun yang dilakukannya, penjual
kehilangan sesuatu akibat telah melakukan pekerjaan yang buruk dalam memuaskan
konsumen.
8. Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian
Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana
pembeli menggunkana dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara
pemakaian penggunaan baru, ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan
baru tersebut dapat diiklankan. Bila konsumen menyimpan produk tersebut di
lemari mereka, ini merupakan petunjuk bahwa produk tersebut kurang memuaskan
dan konsumen tidak akan menjelaskan hal-hal yang baik dari produk tersebut
kepada orang lain. Bila mereka menjual atau menukar produk, maka ini berarti
penjualan produk berikutnya akan menurun. Apabila mereka membuangnya, terutama
bila dapat merusak lingkungan seperti susu kaleng, minuman ringan dan popok
bayi yang tahan lama. Pada akhirnya, pemasar perlu mempelajari pemakaian dan
pembuangan produk untuk mendapatkan isyarat-isyarat dari masalah-masalah dan
peluang-peluang yang mungkin ada.
Dengan pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat
penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengerti
bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi,
mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah membali, para
pemasar dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan
pembeli. Juga dengan mengerti bebagai partisipan dalam proses pembelian dan
pengaruh-pengaruh utama dalam perilaku membeli mereka, para pemasar dapat
merancang program pemasaran yang lebih efektif bagi pemasaran mereka.
H. TEKNIK PENDEKATAN UNTUK MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
KONSUMEN
1. Teknik Pendekatan Stimulus Respon
Teknik ini merupakan teknik penyampaian
ide-ide atau pengetahuan tentang suatu produk dan merek kepada konsumen agar
konsumen tertarik atau termotivasi untuk mengambil keputusan membeli
produk-produk yang disampaikan itu. Dengan kata lain, pemilik toko atau pramuniaga
memberikan stimulus berupa produk-produk yang ada alam toko, kemudian
diharapkan konsumen dapat meresponnya secara positif. Misalnya seorang ibu
menanyakan pakaian untuk bayi,maka pramuniaga memberikan informasi tentang
merek, kualitas, dan warna berbagai macam pakaian bayi. Kemudian konsumen
diarahkan untuk membeli di antara alternatif yang cenderung mendapat perhatian
atau tanggapan positif dari ibu tersebut. Dengan demikian si ibu akan lebih
mudah mengambil keputusan.
2. Teknik Pendekatan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang
bersifat manusiawi. Dalam teknik ini keputusan membeli sepenuhnya diserahkan
kepada konsumen yang bersangkutan. Pemilik toko atau pramuniaga hanya lebih
bersifat menyediakan berbagai jenis produk, merek, warna, kualitas, dan
memberikan informasi tentang manfaat, kebaikan dan kelemahan yang terdapat pada
masing-masing produk yang tersedia.
3. Teknik Pendekatan Kombinasi antara
Stimulus-Respon dan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari
hasil kombinasi antara teknik stimulus-respon dan teknik humanistik. Pemilik
toko atau pramuniaga dalam menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan
perilaku yang memungkinkan konsumen termotivasi untuk membeli, namun keputusan
membeli sepenuhnya diserahkan kepada konsumen. Misalnya barang-barang disusun
dengan berbagai bentuk yang menarik konsumen, display barang disusun teratur
yang memungkinkan menjadi pusat perhatian konsumen, produk ditampilkan dengan
berbagai merek yang menarik.
4. Tenik Pendekatan Dengan Komunikasi yang
Persuasif
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dengan
menggunakkan konukasi persuasif melalui rumus AIDDAS : A = Attention
(perhatian), I = Interest (minat), D = Desire (hasrat), D = Decision
(keputusan), A = Action (tindakan), dan S = Satisfaction
(kepuasan).
Pertama kali perlu dibangkitkan perhatian konsumen terhadap suatu produk
agar timbul minatnya, kemudian kembangkan hasratnya untuk membeli produk
tersebut. Setelah itu arahkan konsumen untuk mengambil keputusan membeli produk
yang sesuai dengan kebutuhannya, dengan harapan konsumen merasa puas setelah
membeli.
Sebelum menggunakan rumus AIDDAS, pemilik toko dan pramuniaga dapat pula
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
ü Berilah perhatian kepada konsumen dengan
pendekatan komunikasi yang efektif dan menarik.
ü Pelajarilah terlebih dahulu kebutuhan,
keinginan, perasaan, sifat, dan ciri khas kepribadian konsumen.
ü Dengarkan pendapat konsumen, dan kemudian
berilah keyakinan mengenai manfaat produk yang telah menjadi perhatiannya.
ü Manfaatkan prinsip rumus AIDDAS dengan
ekspresi muka yang meyakinkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ø Pasar konsumen adalah pasar yang dimana pembelinya adalah
individual yang membeli produk untuk digunakan atau disewakan. Tujuan pemasaran
adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan rangsangan serta keinginan
pelanggan sasaran. Bidang ilmu perilaku konsumen memepelajari bagaimana
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat mereka.
Ø Menurut American Marketing Association,
Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi,
perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam
hidup mereka.
B. SARAN
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas
segala saran-saran dan kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna untuk
membangun pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam
membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang kami
laksanakan.
No comments:
Post a Comment