Thursday, 28 June 2012

AQUAPONIC DAN HIDROPONIK


Aquaponic adalah kombinasi dari akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah). Dalam aquaponic, air yang mengandung nutrisi yang dihasilkan dari budidaya ikan merupakan sumber pupuk alami untuk tanaman yang tumbuh. Tanaman sendiri mengkonsumsi nutrisi, dan membantu untuk memurnikan air bagi kehidupan ikan, sehingga merupakan Sebuah proses mikroba alami yang menjadikan antara ikan dan tanaman tetap sehatsehat. Hal ini menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dimana kedua tanaman dan ikan dapat berkembang. Aquaponics adalah jawaban ideal untuk masalah petani ikan untuk membuang air yang kaya nutrisi dan petani hidroponik yang memang sangat perlu air kaya nutrisi.

Tanaman sistem Hidroponik tumbuh dalam larutan air dan nutrisi, tanpa tanah. Solusinya dapat dibuat dengan menambahkan unsur-unsur yang diperlukan tanaman dalam air, yang akan diserap langsung ke akar tanaman. Dalam beberapa sistem hidroponik akar berada dalam media tumbuh yang membuat mereka tetap lembab, aerasi dan jumlah oksigen juga membantu untuk mendukung tanaman
Dalam akuakultur, air cepat mengandung gizi karena kaya dengan ikan dalam mencerna makanan dan membuang air limbah. Air limbah biasanya disaring agar bebas dari limbah yang tidak berguna.
Kita akui, model akuakultur belum seluruhnya optimal sebagai usaha potensial, tetapi dimasa datang, bukan tidak mungkin ini menjadi usaha yang dapat di garap secara komersial, sebab dengan mengabungkan aquaponics, petani hidroponik dapat menghilangkan biaya dan tenaga kerja yang terlibat dalam mencampur larutan pupuk dan akuakultur komersial mungkin dapat secara drastis mengurangi jumlah filtrasi yang diperlukan dalam sirkulasi budidaya ikan.

PRINSIP KERJA

Input utama untuk sistem aquaponic adalah makanan ikan. Ikan makan sampah makanan dan mengekskresikan. Lebih dari 50% dari limbah yang dihasilkan oleh ikan adalah dalam bentuk amonia disekresi dalam urin dan, dalam jumlah kecil, melalui insang. Sisa dari limbah, dikeluarkan sebagai kotoran, mengalami proses yang disebut mineralisasi yang terjadi ketika bakteri heterotrofik mengkonsumsi limbah ikan, materi tanaman yang membusuk dan tidak-makan makanan, mengubah ketiga untuk senyawa amoniak dan lainnya. Dalam jumlah yang cukup amonia merupakan racun bagi tanaman dan ikan.

Bakteri nitrifikasi, yang secara alami hidup di air, tanah dan udara, mengubah amonia menjadi nitrit pertama dan kemudian menjadi nitrat yang mengkonsumsi tanaman. Dalam sebuah sistem aquaponic bakteri heterotrofik dan nitrifikasi akan melekat pada dinding tangki, bawah dari rakit, bahan organik, media tumbuh (jika digunakan) dan di kolom air. Bakteri menguntungkan dibahas di sini adalah alam dan akan menghuni sistem aquaponic sesegera amonia dan nitrit yang hadir.


Pada dasarnya, Anda memiliki tiga tanaman untuk tetap hidup di aquaponic - ikan, tanaman dan bakteri menguntungkan. Entitas ini hidup tiga masing-masing bergantung pada yang lain untuk hidup. Bakteri mengkonsumsi limbah ikan menjaga air bersih untuk ikan. Dalam proses ini, bakteri memberikan tanaman dengan bentuk yang bermanfaat dari nutrisi. Dalam menghilangkan nutrisi melalui pertumbuhan tanaman, tanaman membantu membersihkan air ikan hidup masuk.


Aquaponics adalah metode yang sangat efisien makanan tumbuh yang menggunakan minimum air dan ruang dan memanfaatkan limbah, sehingga produk akhir organik, ikan sehat dan sayuran. Dari sudut pandang gizi, aquaponics menyediakan makanan dalam bentuk kedua protein (dari ikan) dan sayuran.

Metode Aquaponics

Ada berbagai macam konfigurasi sistem aquaponic. Komponen umum untuk setiap sistem aquaponic adalah tangki ikan dan tempat pertumbuhan tanaman. Variabel termasuk komponen filtrasi, komponen pipa, jenis tempat tidur tanaman dan jumlah dan frekuensi sirkulasi air dan aerasi. Secara umum, sistem yang memanfaatkan filtrasi beberapa untuk menghilangkan limbah padat ikan akan memiliki produksi yang lebih tinggi dari ikan dan tanaman daripada mereka yang tidak menggunakan filtrasi.
Ada tiga metode utama aquaponic muncul di industri. Setiap jika metode ini didasarkan pada desain sistem hidroponik, dengan akomodasi untuk ikan dan filtrasi, diantaranya Rafting Sytem, NFT (Nutrient Film Technique) dan growing media.

Komoditi Aquaponic

Ikan dan tanaman yang dipilih untuk sistem aquaponic harus memiliki kebutuhan yang sama, baik suhu dan pH. Akan selalu ada beberapa kompromi dengan kebutuhan ikan dan tanaman tetapi, semakin dekat dengan kondisi baik suhu dan pH, maka mereka akan semain cocok, dan lebih berhasil dalam teknik akuakultur.
Sebagai gambaran bahwa, kondisi air yang hangat,dan air tawar, merupakan kombinasi ikan dan tanaman seperti selada, dan herbal tumbuh dengan baik, sistem hidroponik yang sesuai dengan ini adalah Rafting dan NFT. Dalam sistem sangat penuh dengan ikan, Anda mungkin beruntung dengan tanaman buah seperti tomat dan paprika, dengan aquaponic yang memerlukan tangki-tangki air untuk ikan.

Wednesday, 27 June 2012

pkn


perjanjian internasional


Nama: cepywildananwar
Kelas  : XI IPA 1
Tugas : PKN (2)

1.     Dekolonialisme yaitu sebagai suatu perubahan dari suasana penjajahan menuju bukan penjajahan atau lazim disebut kemerdekaan.
2.    Imperialisme yaitu tindakan suatu Negara atau bangsa yang ingin menaklukkan bangsa lain dengan tujuan untuk menguasai daerah tersebut.
3.    Neokolonialisme adalah istilah yang digunakan oleh pasca-kolonial kritikus keterlibatan negara-negara maju di negara berkembang.
4.    Apartheid adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan dari sekitar awal abad ke-20 hingga tahun 1990.
5.    Zionisme adalah sebuah gerakan politik kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali lagi ke Zion, bukit di mana kota Yerusalemberdiri.
6.    Rasisme adalah suatu sistem yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur hak yang lain.
7.    Kolonialisme adalah suatu tindakan  untuk menguasai daerah tertentu . Negara yang harus tunduk di bawah kekuasaan Negara colonial disebut Negara koloni.

Jawablah pertanyaan di bawah ini !
1.     Kemukakan tahapan-tahapan perjanjian menurut :
a.    Mochtar Kusuma Atmadja
b.    UU RI No. 24 tahun 2000
c.    Konferensi Wina tahun 1969 tentang hukum perjanjian nasional.
2.    Jelaskan derajat perjanjian internasional terhadap hukum nasional!
3.    Sebutkan berlakunya perjanjian internasional!
4.    Sebutkan fungsi perjanjian internasional!
5.    Sebab-sebab berakhirnya perjanjian internasional menurut Mochtar Kusuma.

Jawab :
1.     Menurut Mochtar Kusumaatmaja ada dua cara pembentukan perjanjian internasional, yaitu :
a.    Perjanjian internasional yang dibentuk dengan tiga tahap, yaitu perundingan, penandatanganan dan ratifikasi. Cara ini dipakai apabila materi atau yang diperjanjikan itu dianggap sangat penting, maka perlu persetujuan DPR.
b.    Perjanjian internasional yang dibentuk melalui dua tahap, yaitu perundingan dan penandatanganan. Cara ini dipakai untuk perjanjian yang tidak begitu penting, penyelesaian cepat, berjangka pendek, seperti perjanjian perdagangan.
Menurut UU RI tahun 2000 ditegaskan bahwa pembuatan perjanjian internasional dilakukan melalui tahap penjajakan, perundingan, perumusan naskah, penerimaan, dan penandatanganan.
Sedangkan menurut konferensi Wina 1969, perjanjian internasional dilakukan melalui tahap-tahap berikut :
a.    Negotiation (perundingan)
b.    Signature (penandatanganan)
c.    Ratifikation (pengesahan)
2.    Derjat hukum internasional terhadap hukum nasional :
a.    Hukum nasional lebih tinggi kedudukannya daripada perjanjian internasional (hukum internasional).
b.     Perjanjian internasional (hukum internasional) lebih tinggi kedudukannya daripada hukum nasional.
3.    Berlakunya perjanjian internasional :
a.    Sejak tanggal yang ditentukan atau disetujui negara perunding.
b.    Setelah persetujuan mengikat atau dinyatakan oleh semua negara perunding.
c.    Pada tanggal saat suatu negara diikat oleh perjanjian internasional tersebut.
d.    Sejak disetujuinya teks perjanjian internasinal.
e.    30 hari setelah ratifikasi atau penandatanganan, apabila tidak ada ketentuan di perjanjian internasional tersebut.

4.    Fungsi perjanjian internasional, antara lain :
a.    Sarana pengembangan kerja sama internasional secara damai.
b.    Sarana penyelesaian konflik internasional.
5.    Menurut Mochtar Kusumaatmaja :
a.    Perjanjian internasional dapat berakhir karena hukum.
b.    Perjanjian internasional dapat berakhir karena tindakan negara peserta.pkn cepy

notula


NOTULA


Notula adalah catatan mengenai semua pembicaraan selama rapat berlangsung. Sedangkan notulen adalah Naskah Dinas yang memuat catatan jalannya kegiatan sidang, rapat, mulai dari acara pembukaan, pembahasan masalah sampai dengan pengambilan peraturan serta penutupan.

hmm tapi ga segampang itu lho, menyusun notula juga ada tata caranya. Mau tau ?? Yo kita baca ke bawahnya :)

1. Susunan Notulen terdiri atas :
a. Kepala Notulen;
b. Isi Notulen;
c. Bagian Akhir Notulen.

    a. Kepala Notulen terdiri atas “Notulen”.
       tentang notulen sidang/rapat terdiri atas :
1. Nama sidang/rapat.
2. Hari, Tanggal.
3. Jam sidang/rapat.
4. Tempat.
5. Acara.
6. Pimpinan Sidang.
7. Ketua/Wakil Ketua.
8. Sekretaris.
9. Pencatat.
10. Peserta sidang/rapat.

b. Isi notulen terdiri dari :
              1) Kata pembukaan.
              2) Pembahasan.
              3) Pembacaan Keputusan.
              4) Jam Penutupan.

    c. Bagian akhir Notulen terdiri atas :
             1) Nama jabatan.
             2) Tanda tangan.
             3) Nama pejabat, pangkat dan NIP.
. 2. Penandatanganan
a. Notulen yang ditandatangani oleh pejabat dilingkungan Sekretariat Daerah dibuat diatas kertas ukuran folio dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Sekretariat Daerah.
b. Notulen yang tandatangani oleh Pejabat dilingkungan satuan organisasi dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Satuan Organisasi yang bersangkutan.
c. Notulen ditandatangani oleh :
1) Ketua/Wakil Ketua;
2) Sekretaris;
3) Pencatat yang ditunjuk.
SEMOGA BERMANFAAT :))

Tuesday, 26 June 2012

DONGENG


         Pada zaman dahulu Sang Kancil merupakan binatang yang paling cerdik di dalam hutan. Banyak binatang di dalam hutan datang kepadanya untuk meminta pertolongan apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun ia menjadi tempat tumpuan binatang-binatang di dalam hutan, tetapi ia tidak menunjukkan sikap yang sombong malah bersedia membantu kapan saja
       Suatu hari Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena makanan di sekitar kawasan kediamannya telah berkurang, Sang Kancil pergi untuk mencari di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari itu, sangat panas dan terlalu lama berjalan, menyebabkan Sang Kancil kehausan. Lalu, ia berusaha mencari sungai terdekat. Setelah mengelilingi hutan akhirnya Kancil aliran sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang waktu, Sang Kancil minum sepuas-puasnya. Dinginnya air sungai itu menghilangkan rasa dahaga Sang Kancil.
      Kancil terus berjalan menyusuri tebing sungai. Apabila terasa capai, ia beristirahat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rindang. Kancil berkata di dalam hatinya “Aku mesti bersabar jika ingin mendapat makanan yang lezat-lezat.” Setelah rasa capainya hilang, Sang Kancil kembali menyusuri tebing sungai tersebut sambil memakan dedaunan kegemarannya yang terdapat di sekitarnya. Ketika tiba di satu kawasan yang agak lapang, Sang Kancil memandang kebun buah-buahan yang sedang masak ranum di seberang sungai. “Alangkah enaknya jika aku dapat menyeberangi sungai ini dan dapat menikmati buah-buahan tersebut,” pikir Sang Kancil.
·         Sang Kancil terus berpikir mencari akal bagaimana cara menyeberangi sungai yang sangat dalam dan deras arusnya itu. Tiba-tiba Sang Kacil memandang Sang Buaya yang sedang asyik berjemur di tebing sungai. Sudah menjadi kebiasaan buaya, apabila hari panas buaya suka berjemur untuk mendapat cahaya matahari.Tanpa berlengah-lengah lagi kancil menghampiri buaya yang sedang berjemur lalu berkata,” Hai sahabatku Sang Buaya, apa kabarmu hari ini?” Buaya yang sedang asyik menikmati cahaya matahari membuka mata dan didapati Sang Kancil yang menegurnya. “Kabar baik sahabatku, Sang Kancil.” Sambung buaya lagi, “Apakah yang menyebabkan kamu datang ke mari?”
·         “Aku membawa kabar gembira untukmu,” jawab Sang Kancil. Mendengar kata-kata Sang Kancil, Sang Buaya tidak sabar lagi ingin mendengar khabar yang dibawa oleh Sang Kancil, lalu berkata, “Ceritakan kepadaku apakah yang hendak engkau sampaikan?”
·         Kancil berkata, “Aku diperintahkan oleh Raja Sulaiman supaya menghitung jumlah buaya yang terdapat di dalam sungai ini karena Raja Sulaiman ingin memberi hadiah kepada kamu semua.” Mendengar nama Raja Sulaiman saja sudah menakuti semua binatang karena Nabi Sulaiman telah diberi kebesaran oleh Allah untuk memerintah semua makhluk di muka bumi ini. “Baiklah, kamu tunggu di sini, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawanku,” kata Sang Buaya. Sementara itu, Sang Kancil sudah berangan-angan untuk menikmati buah-buahan. Tidak lama kemudian, semua buaya yang berada di dasar sungai berkumpul di tebing sungai. Sang Kancil berkata “Hai buaya sekalian, aku telah diperintahkan oleh Nabi Saulaiman supaya menghitung jumlah kamu semua karena Nabi Sulaiman akan memberi hadiah yang istimewa pada hari ini.” Kata kancil lagi, “Berbarislah kamu merentasi sungai mulai dari tebing sebelah sini sampai ke tebing sebelah sana.”
·         Karena perintah tersebut datangnya dari Nabi Sulaiman, semua buaya segera berbaris tanpa membantah. Kata Buaya, “Sekarang hitunglah, kami sudah bersedia.” Sang Kancil mengambil sepotong kayu yang berada di situ lalu melompat ke atas buaya yang pertama di tepi sungai dan ia mulai menghitung dengan menyebut “Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk,” sambil mengetuk kepala buaya hingga Kancil berjaya menyeberangi sungai. Ketika sampai ditebing seberang, Kancil terus melompat ke atas tebing sungai sambil bersorak gembira dan berkata, “Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahwa aku telah menipu kamu semua dan tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman.”
·         Mendengar kata-kata Sang Kancil semua buaya merasa marah dan malu karena mereka telah ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah dan tidak akan melepaskan Sang Kancil apabila bertemu pada masa akan datang. Dendam buaya tersebut terus membara hingga hari ini. Sementara itu Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meninggalkan buaya-buaya tersebut dan menghilangkan di dalam kebun buah-buahan untuk menikmati buah-buahan yang sedang masak ranum itu.

KTI CEPY


BAB 1

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
        Sungguh besar keagungan Allah swt yang telah menciptakan alam semesta  ini beserta isi dan rahasia-rahasia yang ada didalamya. Alam semesta ini diciptakan beserta segala isinya terdapat banyak manfaat dan kerugiannya.
               Di dalam kehidupan ini, terdapat banyak penomena-penomena yang terjadi. Oleh karena itu penulis menoba untuk meneliti bagaimanakah pengaruh yang ditimbulkan oleh termodinamika terhadap besi.
              Termodinamika dapat didefinisikan sebagai bagian Ilmu Kimia / Fisika yang mempelajari dinamika atau perubahan Reaksi Kimia dengan mengamati panas / termal nya saja. Salah satu terapan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita dimana produksi dari energi-energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk semua tugas yang kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar seperti minyak dan batu bara dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang dibakar dalam mesin mobil akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan. Bila kita mempunyai kompor gas berarti kita membakar gas metan (komponen utama dari gas alam) yang menghasilkan panas untuk memasak. Dan melalui urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan yang dimakan akan menghasilkan energi yang kita perlukan untuk tubuh agar berfungsi.
              Energi merupakan sumber esensial bagi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Setiap materi mengandung energi dalam bentuk energi potensial dan energi kinetik. Kedua energi ini dinamakan Energi Internal. Jika energi yang terkandung dalam materi berubah maka perubahan Energi dinamakan Kalor

              Kalor merupakan energi panas yang dimiliki oleh setiap zat. Untuk mendeteksi adanya kalor dalam suatu zat yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya sangat tinggi maka Kalor yang dimilikinya sangat besar sedangkan jika suhunya rendah maka Kalor yang dimilikinya sangat sedikit.
  
        Dalam termodinamika terdapat suatu hukum yaitu Hukum 1 Termodinamika yang di cetuskan oleh Rudolf Julius Clausius dari jeman pada tahun 1850. Ia menyatakan bahwa Hukum 1 Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan energi. Hukum 1 Termodinamika yang berbunyi ” Bahwa untuk setiap proses, apabila Kalor ditambahkan kedalam sistem dan sistem melakukan kerja, maka akan terjadi perubahan Energi. Hukum 1 Termodinamika menyatakan adanya Konsef Kekekalan energi. Sedangkan Hukum Kekekalan energi berbunyi ” Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain ”. Maka dari dasar pernyataan tersebut Penulis ingin mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh Termodinamika terhadap besi.

1.2  Rumusan Masalah
        Berdasarkan Latar Belakang diatas, Penulis mengidentifikasi beberapa    permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana Pengaruh Termodinamika terhadap Besi?
2.      Berapa Kalor yang dihisap dan dilepas oleh Besi?
3.      Apakah pada Besi terjadi Pemuaian?

1.3  Tujuan Penelitian
              Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1.      Untuk Mengetahui Bagaimanakah Reaksi yang terjadi.
2.      Untuk Berapa Kalor yang dihisap dan dilepas oleh Besi.
3.      Untuk Mengetahui apakah terjadi Pemuian terhadap Besi.


1.4  Manfaat Penelitian
              Adapun Manfaat dari penelitian ini yaitu :
1.      Untuk Menambah Pengetahuan dan Wawasan.
2.      Dapat Mengetahui Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Besi.
3.      Dapat Mengetahui proses Terjadinya Pemuaian pada Besi.


1.5  Metode Penelitian
        Metode Penelitian yang digunakan pada pembuatan Karya Tulis ini adalah sebagai berikut :
1.      Metode Eksperimen, yaitu metode penelitian yang digunakan dengan cara menguji atau mempraktikan suatu hal untuk mendapatkan jawaban dari suatu permasalahan.
2.      Metode Literatur, yaitu mempelajari buku-buku acuan guna mendapatkan informasi teoritis dan relevan dengan masalah yang diteliti.
3.      Metode Observasi, yaitu proses pengamatan dengan menggunakan mata secara langsung.













1.6  Sistematika Penulisan
        Sistematika Penulisan yang digunakan pada pembuatan Karya Tulis ini adalah   sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan  Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORI, Pengertian Termodinamika, Reaksi Eksoterm dan Reaksi endoterm, Pengertian Reaksi Eksoterm, Pengertian  Reaksi  Endoterm, Pengertian Besi, Kalor, Pengertian Kalor, Konveksi, Pemuaian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN, Metode Penelitian, Metode Literatur, Metode  Eksperimen, Metode Observasi, Populasi dan Sampel,  Populasi, Sampel, Instrument Penelitian, Penggunaan  Instrument Penelitian, Langkah Kerja.
BAB IV : HASIL PENELITIAN, Tabel Pengamatan Reaksi Endoterm, Tabel Pengamatan Reaksi Eksoterm, Tabel Pengamatan Reaksi Endoterm dengan Paku, Tabel Pengamatan Reaksi Eksoterm dengan Paku.
BAB V :    KESIMPULAN DAN SARAN, Kesimpulan, Saran.











BAB 11

KAJIAN TEORI


2.1  Pengertian Termodinamika
       Termodinamika dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia / fisika yang mempelajari dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan mengamati panas / termal nya saja. Salah satu terapan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari ialah Reaksi kimia dalam tubuh kita dimana produksi dari energi-energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk semua tugas yang kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar seperti minyak dan batu bara dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang dibakar dalam mesin mobil akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan. Bila kita mempunyai kompor gas berarti kita membakar gas metan (komponen utama dari gas alam) yang menghasilkan panas untuk memasak. Dan melalui urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan yang dimakan akan menghasilkan energi yang kita perlukan untuk tubuh agar berfungsi.
  Dalam termodinamika terdapat suatu hukum yaitu Hukum 1 Termodinamika yang di cetuskan oleh Rudolf Julius Clausius dari jeman pada tahun 1850. Ia menyatakan bahwa Hukum 1 Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan energi. Hukum 1 termodinamika yang berbunyi ” Bahwa untuk setiap proses, apabila kalor ditambahkan kedalam sistem dan sistem melakukan kerja, maka akan terjadi perubahan energi.
        Hukum 1 Termodinamika menyatakan adanya konsef Kekekalan Energi. Sedangkan Hukum Kekekalan Energi berbunyi ” Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk  lain”.



2.2  Reaksi Eksoterm dan Raksi Endoterm

2.2.1  Pengertian Reaksi Eksoterm
Reaksi Eksoterm adalah Reaksi yang pada saat berlangsung disertai dengan pelepasan kalor atau panas. Pada Reaksi Eksoterm harga ▲H = - (negatif).

      Ciri-ciri Reaksi Eksoterm yaitu
·               Reaksi yang membebaskan kalor
·               Suhu sistem > suhu lingkungan
·               Kalor berpindah dari sistem ke lingkungan
·               Disertai kenaikan suhu
·               Contoh :
      C ( s ) + O2  ( g ) ──−> CO2         + 393,5 KJ
      ▲H = - 393,5 KJ

2.2.2  Pengertian Reaksi Endoterm
Reaksi Endoterm adalah Reaksi yang saat berlangsung membutuhkan panas atau kalor. Pada Reaksi Endoterm harga ▲H = + ( positif )
      Ciri-ciri Reaksi Endoterm yaitu
·         Reaksi yang membutuhkan kalor
·         Suhu sistem < dari suhu lingkungan
·         Kalor berpindah dari sistem ke lingkungan
·         Disertai penurunan suhu
·         Contoh :
CO ( NH2 ) ──−> CO ( NH2 ) ( aq )       - 400 KJ
▲H =  +  400 KJ



2.3  Pengertian Besi

        Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untukkehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
        Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya.Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
·   Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar.
·   Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
·   Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah           dimodifikasi.
  Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami Korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi
  Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1.                  Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2.                  Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3.                  Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4.                  Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5.                  Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6.                  Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7.                  Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.

2.4  Kalor
2.4.1  Pengertian Kalor
      Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara  umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda( zat ) bergantung pada 3 faktor yaitu:
·   Massa Zat
·   Jenis Zat (Kalor Jenis)
·   Perubahan Suhu

Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis
1.      Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu.
2.   Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten).
Persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg).
      Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c).Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
H = Q / ( t2-t1 )
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
c = Q / m.( t2-t1 )
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru yaitu:
H = m .c


2.4.2  KONVEKSI
Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel - partikel zat tersebut. Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. yang termasuk kedalam   peristiwa secara  konveksi yaitu :
1.      Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal system     pemanasan air, sistem aliran air panas.







2.4.3  PEMUAIAN
Pemuaian adalah proses bertambahnya ukuran suatu benda dikarenakan adanya perubahan suhu. kenaikan suhu ditandai dengan perubahan ukuran benda tersebut. Dalam perubahan suhu yang relatif kecil, pemuaian termal bersifat linear.

Pemuaian dikelompokan menjadi 3 yaitu :

1. Pemuaian Panjang
Yaitu : proses bertambahnya panjang suatu benda dikarenakan perubahan suhu. suatu batang yang panjang awalnya L0 sehingga suhunya bertambah sebesar ▲T. Pemuaian batang hanya dianggap ke arah panjang batang. pemuaian ini sering disebut dengan pemuaian liniear, yaitu dengan mengabaikan pemuaian ke arah radial.
2. Pemuaian Luas
yaitu proses bertambahnya luas suatu benda dikarenakan perubahan suhu, suatu benda tipis berbentuk luasan tertentu dengan panjang dan lebarnya L0, dipanaskan sehingga suhu benda bertambah dari T menjadi T + ▲T.
3. Pemuaian Volume
yaitu proses bertambahnya volume suatu benda dikarenakan perubahan suhu, jika suatu benda berbentuk kubus dengan ukuran sisinya L0 dipanaskan sehingga suhunya bertambah sebesar  ▲T.






BAB 111

METODOLOGI PENELITIAN


3.1  Metode Penelitian
              Metode yang digunakan oleh penulis untuk meneliti yaitu :
3.1.1  Metode Eksperimen, yaitu Metode Penelitian yang digunakan dengan cara menguji atau mempraktikan suatu hal untuk mendapatkan suatu jawaban dari suatu permasalahan.
3.1.2  Metode Literatur, yaitu Mempelajari buku-buku acuan guna mendapatkan informasi teoritis dan relevan dengan masalah yang diteliti.
3.1.3  Metode Observasi, yaitu Proses Pengamatan dengan menggunakan mata secara langsung.


3.2  Populasi dan Sampel

3.2.1  Populasi
      Adapun pada proses penelitian penulis menyertakan beberapa populasi yaitu :
1.      Pita Magnesium
2.      Pupuk Urea
3.      Gelas Reaksi
4.      Termometer
5.      Larutan HCl
6.      Air
7.      Penggaris


3.2.2  Sampel
               Adapun pada proses penelitian penulis menyertakan sampel yaitu :
1.      Paku

3.3  Instrument penelitian
  Pada proses penelitian ini penulis menggunakan beberapa instrument yaitu :
1.      Larutan HCl = 1 M, 36 gr
2.      Pita Magnesium = 1 M, 1 cm
3.      Air = 100 ml
4.      Pupuk Urea = Secukupnya
5.      Paku = 2 buah, 2,8 cm
6.      Gelas Reaksi = 2 buah
7.      Termometer = 2 buah
8.      Penggaris = 2 buah

3.4  Penggunaan Instrument Penelitian
        Pada proses penelitian ini penulis mengungkapkan  beberapa cara penggunaan  instrument penelitian yaitu :
1.      Larutan HCl digunakan sebagai pembatas objek yang akan diteliti.
2.      Pita Magnesium digunakan  sebagai media campuran dengan Larutan HCl.
3.      Air digunakan sebagai media campuran dengan Pupuk Urea.
4.      Pupuk Urea digunakan sebagai pembatas objek yang akan diteliti.
5.      Paku digunakan sebagai objek yang akan diteliti.
6.      Gelas Reaksi digunakan sebagai alat yang akan menampung objek dalam proses penelitian.
7.      Termometer digunakan sebagai alat untuk mengukur suhu Paku.
8.   Penggaris digunakan sebagai alat pengukur panjang Paku.


3.5  Langkah Kerja
        Pada proses Penelitian Penulis menyertakan beberapa langkah kerja  yaitu :
1.      Siapkan Alat dan Bahan.
2.      Campurkan Larutan HCl dengan Pita Magnesium dan catat suhu awal dan akhir Larutan HCl.
3.      Setelah bereaksi campurkan dengan Paku, catat suhu awal dan panjang Paku.
4.      Catat perubahan apa saja yang terjadi pada Reaksi tersebut.
5.      Campurkan air dengan Pupuk Urea, catat suhu awal air.
6.      Setelah bereaksi campurkan dengan paku, catat suhu awal dan panjang awal paku.
7.      Catat perubahan apasaja yang terjadi pada saat bereaksi.
8        Tuliskan hasilnya pada tabel pengamatan.

















BAB IV

PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

      Berdasarkan Hasil Percobaan yang dilakukan oleh Penulis adalah sebagai         berikut:

      Dilihat dari tabel di bawah maka Pengaruh Termodinamika terhadap Besi yaitu dapat mengubah ukuran Besi sebesar 0,05 Cm dan 0,03 Cm sehingga terjadi Pemuaian, dapat menaikan suhu besi sebesar 1°C dan menurunkan suhu Besi sebesar 0,6 °C, dapat menerima kalor sebanyak 5,5 J dan melepaskan Kalor sebanyak 3,3 J dari Besi, dapat mengubah warna Besi menjadi agak berwarna hitam, dapat menimbulkan gelembung-gelembung pada Besi.

4.1  Tabel Pengamatan Reaksi Endoterm
NO
Uraian
Pengamatan Awal
Perubahan setelah Bereaksi
1
Urea
·   Berbentuk bulat
·   Berbentuk Padat
·   Berwarna Ping
·       Berwarna Putih
·       Berwujud cair
2
Air
·   Tidak Berwarna
·   Berwujud Cair
·      Agak Berwarna Ping
·   Berwujud Cair
3
Suhu air
·   26 °C
·         24,5 °C
4
Suhu saat proses pelarutan
·   24,5 °C
·      24,5 °C



4.2  Tabel Pengamatan Reaksi Eksoterm
NO
Uraian
Pengamatan Awal
Perubahan setelah Bereaksi
1
Pita Magnesium
·   Berwarna Abu
·   Berwujud Padat
·   Sifat Unsur Alkali tahah
·       PitaMagnesium lenyap
·         Berwujud Cair
2
HCl
·   Tidak Berwarna
·   Berwujud cair
·   Tidak Berwarna
·   Berwujud Cair  
3
Suhu HCl
·   22 °C
·         27 °C
4
Suhu saat Bereaksi
·   27 °C
·       27 °C

4.3  Tabel Pengamatan Reaksi Endoterm dengan Besi
NO
Uraian
Pengamatan Awal
Perubahan setelah Bereaksi
1
CO( NH2 )2(L)
·   Agak Berwarna Ping
·   Berwujud Cair
·   Agak Berwarna Ping
·   Berwujud Cair
2
Besi ( Paku )
·   Berwujud Padat
·   Berbentuk Panjang
·   Berwarna Putih
·   Berwarna Putih
·   Panjangnya Berkurang sebesar 0,03 Cm
·   Kalor yang dilepas 3,3 J
3
Suhu CO(NH2)2(L)
·   24,5 °C
·   25,9°C
4
Suhu pada Besi
·   26,5 °C
·   25,9°C
5
Suhu saat bereaksi
·   25,9°C
·   25,9°C
Keterangan :
        Pada Reaksi Endoterm  ──−> Q = m.c.▲T
  atau ──−> Q = C.▲T
Q = 5,5 J/°C . 0,6 °C
Q = 3,3 J
  Maka Kalor yang dilepas oleh Besi sebesar 3,3 J, dengan Penurunan Suhu sebesar 0,6 °C dan Panjangnya berkurang 0,03 Cm.

4.4  Tabel Pengamatan Reaksi Eksoterm
NO
Uraian
Pengamatan Awal
Perubahan setelah Bereaksi
1
MgCl2 + H2
·   Tidak Berwarna
·   Berwujud Cair  
·   Terdapat Gelembung
·   Tetap Berwarna Putih
2
Besi ( Paku )
·   Berwujud Padat
·   Berbentuk Panjang
·   Berwarna Putih
·   Berwarna Putih
·   Panjangnya Bertambah sebesar 0,05 Cm
·   Kalor yang diterima 5,5J
3
Suhu
·   27 °C
·   27 °C
4
Suhu pada Besi
·   26 °C
·   27 °C
5
Suhu saat bereaksi
·   27 °C
·   27 °C
Keterangan :
        Pada Reaksi Endoterm  ──−> Q = m.c.▲T
  atau ──−> Q = C.▲T
Q = 5,5 J/°C . 1 °C
Q = 5,5 J
  Maka Kalor yang diterima oleh Besi sebesar 5,5 J, dengan kenaikan Suhu sebesar 1 °C dan Panjangnya bertambah 0,05 Cm.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat menyimpulkan beberapa  hal     yaitu:
1.      Pengaruh Termodinamika terhadap Besi yaitu dapat mengubah ukuran Besi sehingga terjadi Pemuaian, dapat menaikan dan menurunkan suhu Besi, dapat menerima dan melepaskan Kalor pada Besi, dapat mengubah warna Besi, dapat menimbulkan gelembung-gelembung pada Besi.
2.      Pada Reaksi Eksoterm Kalor yang diterima oleh Besi yaitu sebesar 5,5 J sehingga dapat menaikan suhu sebesar 1°C , pada Reaksi Endoterm kalor yang dilepas oleh Besi sebesar 3,3 J dengan penurunan suhu 0,6°C.
3.      Pada Reaksi Eksoterm pada Besi terjadi pemuaian dengan pertambahan panjang yaitu sebesar 0,05 cm, dengan panjang awal 2,8 cm menjadi 2,85 cm. Pada Reaksi Endoterm pada Besi terjadi pemuaian dengan penurunan panjang sebesar 0,03 cm dengan panjang awal 2,8 cm menjadi 2,77 cm.

5.2  SARAN
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan,  maka Penulis menyarankan hal-hal berikut :
1.      Apabila Masyarakat ingin menambah ukuran suatu benda khususnya Besi maka gunakanlah Reaksi eksoterm dengan suhu yang tinggi.
2.      Apabila Masyarakat ingin lebih jauh lagi mengetahui pengaruh Termodinamika terhadap Besi maka lakukanlah percobaan dengan berulang-ulang supaya data yang didapatkan akan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Suharsini, maria. Dyah saptarini. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta. Ganeca exact.
Sugiharti, ugik. 2007. Kimia. Jl deponegoro No 164 Kartasura Sukaharjo 57166. willian.
Haryadi, bambang. 2009. Fisika. Jakarta. Pusat perbukuan
Karyono. Dkk. 2009. Fisika Jilid 1. Jakarta. Pusat perbukuan.
Justiana, sandri. Muchtaridi. 2010. Kimia 2. Jakarta. Bilingual.               
Utami, budi. DKK. 2009. Kimia 2. Jakarta. Pusat perbukuan. 
Http ://www.Temodinamika. Ratna, Dkk. 21-04-2009.
Atkins, P.W. 2006. Kimia Fisika Jilid I Edisi ke Empat. Jakarta : Erlangga