KHALIFAH BANI ABBASIYAH
Diajukan untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dibina Oleh : Bpk. Dr. H. Ahmad Hasan Ridwan, M.Ag
Disusun oleh
Kelompok 5 :
Ali Muhammad Fauzi 1133070012
Andrean Martha Zulfiqor 1133070019
Cepy Wildan Anwar 1133070039
JURUSAN MANAJEMEN
KEUANGAN SYARIAH KELAS A
FAKULTAS SYARIAH
DAN HUKUM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kekhalifahan
Abbasiyah
adalah kekhalifahan Islam kedua yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota
Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai
pusat ilmu pengetahuan.Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani
Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah
adalah keturunan paman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
termuda, yaitu Abbas bin Abdul Muththalib. Oleh karena itu, mereka juga
termasuk Bani Hasyim.Kekhilafahan ini berkuasa mulai tahun 750 M dan
memindahkan ibukota dari Dmaskus ke Baghdad.Berkembang selama dua abad, tetapi
pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa Turki yang sebelumnya merupakan
bagian dari tentara kekhalifahan yang mereka bentuk, dan dikenal dengan sebutan
Mamluk.Selama 150 tahun berkuasa, kekhalifahan dipaksa untuk menyerahkan
kekuasaan kepada dinasti-dinasti setempat, yang sering disebut amir atau
sultan.Menyerahkan Andalusia kepada keturunan Bani Umayyah, Marocco dan Afrika
keada Aghlabid dan Fathimiyyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 M disebabkan
serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulaghu Khan yang menghancurkan Baghdad
dan tak menyisakan sedikit pun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan
Baghdad.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Sejarah
berdirinya Bani Abbasiyah ?
2. Bagaimana
Islam pada Masa Bani Abbasiyah di Baghdad?
3. Bagaimana
Wilayah Kekuasaan Khalifah Abbasiyah?
4. Bagaimana
Kemajuan Peradaban Khalifah Abbasiyah?
5. Apa
Faktor Kelemahan dan Kemunduran Khalifah Abbasiyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengaetahui Sejarah berdirinya Bani Abbasiyah.
2. Untuk
Mengetahui Islam pada Masa Bani Abbasiyah di Baghdad.
3. Untuk
Mengetahui Wilayah Kekuasaan Khalifah Abbasiyah.
4. Untuk
Mengetahui Kemajuan Peradaban Khalifah Abbasiyah.
5. Untuk
Mengetahui Faktor Kelemahan dan Kemunduran Khalifah Abbasiyah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Awal Berdirinya Bani
Abbasiyah
Kekuasaan
Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas,
paman nabi Muhammad SAW. Dinasti
Abbasiyah didirikan
oleh Abdullah
al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah
ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah
pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti Bani
Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M. Pada
abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri. Pemberontakan yang paling dahsyat dan
merupakan puncak dari segala pemberontakan yakni perang antara pasukan Abbul Abbas
melawan pasukan Marwan ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah). Yang akhirnya
dimenangkan oleh pasukan Abbul Abbas. Dengan jatuhnya
negeri Syiria, berakhirlah
riwayat Dinasti Bani Umayyah dan bersama dengan itu bangkitlah kekuasaan Abbasiyah.
Sebelum daulah
Bani Abbasiyah berdiri, terdapat 3 tempat yang menjadi pusat kegiatan kelompok Bani
Abbas, antara satu dengan yang lain mempunyai kedudukan tersendiri dalam
memainkan peranannya untuk menegakkan kekuasaan keluarga besar paman nabi SAW yaitu
Abbas Abdul Mutholib (dari namanya Dinasti itu disandarkan). Tiga tempat itu adalah
Humaimah, Kufah dan Khurasan. Humaimah
merupakan kota kecil tempat keluarga Bani Hasyim bermukim, baik dari kalangan pendukung Ali
maupun pendukung keluarga Abbas. Di kota Mumaimah bermukim keluarga
Abbasiyah, salah seorang pimpinannya bernama Al-imam Muhammad bin Ali yang
merupakan peletak dasar-dasar bagi berdirinya dinasti Abbasiyah. Para penerang Abbasiyah berjumlah 150 orang di bawah
para pimpinannya yang berjumlah 12 orang dan puncak pimpinannya adalah Muhammad
bin Ali Humaimah
terletak berdekatan
dengan Damsyik. Kufah merupakan kota yang penduduknya menganut aliran Syi‘ah pendukung Ali
bin Abi Tholib. Ia bermusuhan secara terang-terangan dengan golongan Bani Umayyah.
Demikian pula dengan Khurasan, kota yang penduduknya mendukung Bani Hasyim.
Ia mempunyai warga yang bertemperamen pemberani, kuat fisiknya, tegap tinggi,
teguh pendirian tidak mudah terpengaruh nafsu dan tidak mudah bingung dengan
kepercayaan yang menyimpang. Disinilah diharapkan dakwah kaum Abbassiyah mendapatkan
dukungan.
Propaganda
Abbasiyah dilaksanakan dengan strategi yang cukup matang sebagai gerakan
rahasia. Akan tetapi,imam Ibrahim pemimpin Abbasiyah yang berkeinginan
mendirikan kekuasaan Abbasiyah, gerakannya diketahui oleh khalifah Ummayah
terakhir. Marwan bin Muhammad. Ibrahim akhirnya tertangkap oleh pasukan dinasti
Umayyah dan dipenjarakan di haran sebelum akhirnya diekskusi. Ia mewasiatka
kepada adiknya Abul Abbas untuk menggantikan kedudukannya ketika tahu bahwa ia
akan terbunuh,dan memerintahkan untuk pindah ke kufah.Sedangkan pemimpin
propaganda dibebankan kepada Abu Salamah.Segeralah Abul Abbas pindah dari
Humaimah ke kufah di iringi oleh para pembesar Abbasiyah yang lain seperti Abu
Ja’far, Isa bin Musa, dan Abdullah bin Ali.
Penguasa
Umayyah di kufah, Yazid bin Umar bin Hubairah, ditaklukan oleh Abbasiyah dan di
usir ke Wasit.Abu Salamah selanjutnya berkemah di kufah yang telah di taklukan
pada tahun 132 H. Abdullah bin Ali, salah seorang paman Abbul Abbas di
perintahkan untuk mengejar khaliffah Umayyah terakhir, marwan bin Muhammad
bersama pasukannya yang melarikan diri, dimana akhirnya dapat di pukul di
dataran rendah sungai Zab. Khlifah itu melarikan diri hingga ke fustat di
mesir, dan akhirnya terbunuh di Busir, wilayah Al- Fayyum, tahun 132 H/750 M. Dan
beririlah Dinasti Abbasiyah yang di pimpin oleh khalifah pertamanya, yaitu
Abbul Abbas Ash- Shaffah dengan pusat kekuasaan awalnya di Kufah.
B. Islam pada
Masa Bani Abbasiyah di Baghdad
Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam kedua
yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang
pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat ilmu pengetahuan.Kekhalifahan
ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukkan semua
wilayahnya kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah adalah keturunan paman Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang termuda, yaitu Abbas bin
Abdul Muththalib. Oleh karena itu, mereka juga termasuk Bani
Hasyim.Kekhilafahan ini berkuasa mulai tahun 750 M dan memindahkan ibukota dari
Dmaskus ke Baghdad.Berkembang selama dua abad, tetapi pelan-pelan meredup
setelah naiknya bangsa Turki yang sebelumnya merupakan bagian dari tentara
kekhalifahan yang mereka bentuk, dan dikenal dengan sebutan Mamluk.Selama 150
tahun berkuasa, kekhalifahan dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada
dinasti-dinasti setempat, yang sering disebut amir atau sultan.Menyerahkan
Andalusia kepada keturunan Bani Umayyah, Marocco dan Afrika keada Aghlabid dan
Fathimiyyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 M disebabkan serangan bangsa
Mongol yang dipimpin Hulaghu Khan yang menghancurkan Baghdad dan tak menyisakan
sedikit pun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Baghdad.
C. Wilayah Kekuasaan Khalifah Abbasiyah
Pemerintahan
daulah Bani Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan daulah Bani
Umayyah yang telah hancur di Damaskus. Meskipun demikian, terdapat perbedaan
antara kekuasaan dinasti Bani Abbasiyah dengan kekuasaan dinasti Bani Umayyah,
diantaranya adalah :
a.
Dinasti Umayyah sangat
bersifat Arab Oriented, artinya dalam segala hal para pejabatnya berasal dari
keturunan Arab murni, begitu pula corak peradaban yang dihasilkan pada dinasti
ini.
b.
Dinasti Abbasiyah,
disamping bersifat Arab murni, juga sedikit banyak telah terpengaruh dengan
corak pemikiran dan peradaban Persia, Romawi Timur, Mesir dan sebagainya.
c.
Pada masa pemerintahan
dinasti Abbasiyah, luas wilayah kekuasaan Islam semakin bertambah, meliputi
wilayah yang telah dikuasai Bani Umayyah, antara lain Hijaz, Yaman Utara dan
Selatan, Oman, Kuwait, Irak, Iran (Persia), Yordania, Palestina, Lebanon,
Mesir, Tunisia, Al-Jazair, Maroko, Spanyol, Afganistan dan Pakistan, dan meluas
sampai ke Turki, Cina dan juga India.
D. Kemajuan
Khalifah Abbasiyah
Sebagai
sebuah dinasti, kekhalifahan Bani Abbasiyah yang berkuasa lebih dari lima abad,
telah banyak memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan
dan peradaban Islam. Dari sekitar 37 orang khalifah yang pernah berkuasa,
terdapat beberapa orang khalifah yang benar-benar memliki kepedulian untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, serta berbagai bidang
lainnya, seperti bidang-bidang sosial dan budaya.
Diantara
kemjuan dalam bidang sosila budaya adalah terjadinya proses akulturasi dan
asimilasi masyarakat. Keadaan sosial masyarakat yang majemuk itu membawa dampak
positif dalam perkembangan dan kemajuan peradaban Islam pada masa ini.Karna
dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, dapat dipergunakan
untuk memajukan bidang-bidang sosial budaya lainnya yang kemudian menjadi lambang
bagi kemajuan bidang sosial budaya dan ilmu pengetahuan lainnya. Diantara
kemajuan ilmu pengetahuan sosial budaya yang ada pada masa Khalifah Dinasi
Abbasiyah adalah seni bangunan dan arsitektur, baik untuk bangunan istana,
masjid, bangunan kota dan lain sebagainya. Seni asitektur yang dipakai dalam
pembanguanan istana dan kota-kota, seperti pada istana Qashrul dzahabi, dan
Qashrul Khuldi, sementara banguan kota seperti pembangunan kota Baghdad,
Samarra dan lain-lainnya
Kemajuan
juga terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni musik. Pada masa inilah lahir seorang sastrawan dan
budayawan terkenal, seperti Abu Nawas, Abu Athahiyah, Al Mutanabby, Abdullah
bin Muqaffa dan lain-lainnya. Karya buah pikiran mereka masih dapat dibaca
hingga kini, seperti kitab Kalilah wa Dimna. Sementara tokoh terkenan dalam
bidang musik yang kini karyanya juga masih dipakai adalah Yunus bin Sulaiman,
Khalil bin Ahmad, pencipta teori musik Islam, Al farabi dan lain-lainnya.
Selain
bidang –bidang tersebut diatas, terjadi juga kemajuan dalam bidang
pendidikan.Pada masa-maa awal pemerinath Dinasti Abbasiyah, telah banyak
diushakan oleh para khalifah untuk mengembangakan dan memajukan
pendidikan.Karna itu mereka kemudian mendirikan lembaga-lembaga pendidikan,
mulai dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi.
1. Kemajuan dalam bidang politik dan
militer
Di antara perbedaan karakteristik
yang sangat mancolok anatara pemerinatah Dinasti Bani Umayyah dengan Dinasti
Bani Abbasiyah, terletak pada orientasi kebijakan yang dikeluarkannya.Pemerinath
Dinasti Bani Umayyah orientasi kebijakan yang dikeluarkannya selalu pada upaya
perluasan wilayah kekuasaanya.Sementara pemerinath Dinasti Bani Abbasiyah,
lebih menfokuskan diri pada upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban
Islam, sehingga masa pemerintahan ini dikenal sebagai masa keemasan peradaban
Islam.Meskipun begitu, usaha untuk mempertahankan wilayah kekuasaan tetap
merupakan hal penting yang harus dilakukan.Untuk itu, pemerintahan Dinasti Bani
Abbasiyah memperbaharui sistem politik pemerintahan dan tatanan kemiliteran.
Agar semua kebijakan militer
terkoordinasi dan berjalan dengan baik, maka pemerintah Dinasti Abbasiyah
membentuk departemen pertahanan dan keamanan, yang disebut diwanul jundi.
Departemen inilah yamg mengatur semua yang berkaiatan dengan kemiliteran dan
pertahanan keamanan.Pembentuka lembaga ini didasari atas kenyataan polotik
militer bahwa pada masa pemertintahan Dinasti Abbasiyah, banayak terjadi
pemebrontakan dan bahkan beberapa wilayah berusaha memisahkan diri dari
pemerintahan Dinasyi Abbasiyah.
2. Kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan
Keberahasilan umat Islam pada masa
pemerintahan Dinasti Abbasiyah dalam pengembangan ilmu pengetahuan sains dan
peradaban Islam secara menyeluruh, tidak terlepas dari berbagai faktor yang
mendukung. Di anataranya adalah kebijakan politik pemerintah Bani Abbasiyah
terhadap masyarakat non Arab ( Mawali ), yang memiliki tradisi intelektual dan
budaya riset yang sudah lama melingkupi kehidupan mereka. Meraka diberikan
fasilitas berupa materi atau finansial dan tempat untuk terus melakukan
berbagai kajian ilmu pengetahuan malalui bahan-bahan rujukan yang pernah
ditulis atau dikaji oleh masyarakat sebelumnya.Kebijakan tersebut ternyata
membawa dampak yang sangat positif bagi perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan sains yang membawa harum dinasti ini.
a.
Ilmu Filsafat
1)
Al-Kindi (809-873 M)
buku karangannya sebanyak 236 judul.
2)
Al Farabi (wafat tahun
916 M) dalam usia 80 tahun.
3)
Ibnu Bajah (wafat tahun
523 H)
4)
Ibnu Thufail (wafat
tahun 581 H)
5)
Ibnu Shina (980-1037
M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya
dan lain-lain.
6)
Al Ghazali (1085-1101
M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al Munqizh Minadl-Dlalal, Tahafutul Falasifah, Mizanul Amal,Ihya Ulumuddin
dan lainlain
7)
Ibnu Rusd (1126-1198
M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah dan lain-lain
Kemajuan ilmu pengetahuan dan
peradaban islam juga terjadi pada bidang ilmu sejarah, ilmu bumi, astronomi dan
sebagainya. Dianatar sejarawan muslim yang pertama yang terkenal yang hidup
pada masa ini adalah Muhammad bin Ishaq ( w. 152 H / 768 M ). Bidang
kedokteran: Jabir ibnu Hayan , Hunain bin Ishaq, Tabib bin Qurra ,Ar-Razi. c. Bidang Matematika:
Umar al-Farukhan , al-Khawarizmi. d. Bidang
astronomi: al-Fazari, al-Battani, Abul watak, al-Farghoni dan sebagainya.
a.
Bidang Kedokteran
1)
Jabir bin Hayyan (wafat
778 M). Dikenal sebagai bapak Kimia.
2)
Hurain bin Ishaq
(810-878 M). Ahli mata yang terkenal disamping sebagai penterjemah bahasa
asing.
3)
Thabib bin Qurra
(836-901 M)
4)
Ar Razi atau Razes
(809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan campak yang
diterjemahkan dalam bahasa latin.
b.
Bidang Matematika
1)
Umar Al Farukhan:
Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
2)
Al Khawarizmi:
Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).
d.
Bidang Astronomi
Berkembang subur
di kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli yang terkenal dalam perbintangan ini
seperti :
1)
Al Farazi : pencipta
Astro lobe
2)
Al Gattani/Al Betagnius
3)
Abul wafat : menemukan jalan
ketiga dari bulan
4)
Al Farghoni atau Al
Fragenius
e.
Bidang Seni Ukir
Beberapa seniman ukir terkenal: Badr dan Tariff
(961-976 M) dan ada seni musik, seni
tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis dan seni bangunan.
3. Kemajuan dalam ilmu agama islam
Masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah
yang berlangsung lebih kurang lima abad ( 750-1258 M ), dicatat sebagai
masa-masa kejayaan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan peradaban Islam ini, khususnya kemajuan dalam bidang ilmu agama,
tidak lepas dariperan serta para ulama dan pemerintah yang memberi dukungan
kuat, baik dukungan moral, material dan finansia, kepada para ulama. Perhatian
yang serius dari pemeruntah ini membuat para ulama yang ingin mengembangkan
ilmu ini mendapat motivasi yang kuat, sehingga mereka berusaha keras untuk
mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan perdaban Islam.Dianata ilmu
pengetahuan agama Islam yang berkembang dan maju adalah ilmu hadist, ilmu
tafsir, ilmu fiqih dan tasawuf.
1.
Ilmu Naqli
a.
Ilmu Tafsir, Para
mufassirin yang termasyur: Ibnu Jarir ath Tabary, Ibnu Athiyah al Andalusy (wafat 147 H),
As Suda, Mupatil bin Sulaiman
(wafat 150 H), Muhammad
bin Ishak
dan lain-lain
b.
Ilmu Hadist, Muncullah
ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (wafat 231
H), Ibnu Majah (wafat 273 H),Abu Daud (wafat 275 H), At Tarmidzi, dan lain-lain.
c.
Ilmu Kalam, Dalam
kenyataannya kaum Mu’tazilah berjasa besar dalam menciptakan ilmu kalam, diantaranya
para pelopor itu adalah: Wasil bin Atha’, Abu Huzail al Allaf, Adh Dhaam, Abu Hasan
Asy’ary, Hujjatul
Islam Imam Ghazali.
d.
Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli
dan ulama-ulamanya adalah : Al Qusyairy (wafat 465 H). Karangannya : ar
Risalatul Qusyairiyah, Syahabuddin (wafat 632 H). Karangannya: Awariful Ma’arif, Imam
Ghazali : Karangannya al Bashut, al Wajiz dan lain-lain.
e.
Para Imam Fuqaha,
Lahirlah para Fuqaha yang sampai sekarang aliran mereka masih mendapat tempat yang
luas dalam masyarakat Islam. Yang mengembangkan faham/mazhabnya dalam
zaman ini adalah: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin
Hambal dan Para Imam Syi’ah (Hasjmy, 1995:276-278).
E. Faktor
Kelemahan dan Kemunduran Khalifah abbasiyah
1.
Faktor Internal
Disamping
kelemahan khalifah, banyak faktor internal yang menyebabkan khalifah Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing faktor
tersebut saling berkaitan satu sama lain. Beberapa diantaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Persaingan
Antar bangsa
Adanya
persaingan antar bangsa dalam tubuh pemerintahan
Abbasiyah. Hal ini terjadi karena pemerintahan Abbasiyah menjalin
dengan bangsa-bangsa non Arab semacam bangsa Persia dan Turki, sementara orang
Arab sendiri terabaikan, karena orang Arab cenderung menduduki dinasti
Amawiyah. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa
Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan.
2.
Kemerosotan
Ekonomi
Kemerosotan
ekonomi yang
terjadi terutama setelah pemerintahan Al Mutawakkil. Kemerosotan ini terjadi
karena menyempitnya wilayah kekuasaan, banyaknya pejabat yang korup. Sikap
hidup khalifah dan kalangan istana cenderung boros dan bermewah-mewahan,
datangnya musim paceklik dan mewabahnya berbagai macam penaykit.
3.
Sistem
pergantian Khalifah
Sistem
pergantian khalifah melalui garis keturunan yang menyebabkan persaingan yang
tidak sehat di kalangan anggota keluarga Istana.
2) Faktor Eksternal
Selain
yang disebutkan diatas, yang merupakan faktor-faktor internal kemunduran dan
kehancuran Khilafah bani Abbas.Ada pula faktor-faktor eksternal yang
menyebabkan khilafah Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur.
Kekalahan
tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang dari pasukan Alp Arselan yanag
hanya berkekuatan 15.000 prajurit telah menanamkan benih permusuhan dan
kebencian orang-orang kristen terhadap ummat Islam. Kebencian itu bertabah
setelah Dinasti Saljuk yang menguasai Baitul Maqdis menerapkan beberapa
peraturan yang dirasakan sangat menyulitkan orang-orang Kristen yang ingin
berziarah kesana. Oleh karena itu pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II menyerukan
kepada ummat kristen Eropa untuk melakukan perang suci, yang kemudian dikenal
dengan nama Perang Salib.
Perang
salib yang berlangsung dalam beberapa gelombang atau peride telah banyak
menelan korban dan menguasai beberapa wilaya Islam. Setelah melakukan
peperangan antara tahun 1097-1124 M mereka berhasil menguasai Nicea, Edessa,
Baitul Maqdis, Akka, Tripoli dan kota Tyre. Pengaruh Salib juga terlihat dalam
penyerbuan tentara Mongol. Disebutkan bahwa Hulagu
Khan, panglima tentara Mongol, sangat membenci Islam karena ia banyak
dipengaruhi oleh orang-orang Budha dan Kristen Nestorian. Gereja-gereja Kristen berasosiasi dengan
orang-orang Mongol yang anti Islam itu dan diperkeras di kantong-kantong ahlul-kitab. Tentara Mongol, setelah menghancur
leburkan pusat-pusat Islam, ikut memperbaiki Yerussalem.
2. Serangan Mongolia Ke Negeri Muslim
dan Berakhirnya Dinasti Abbasiyah
Orang-orang
Mongolia adalah bangsa yang berasal dari Asia Tengah.Sebuah kawasan terjauh di
China.Terdiri dari kabilah-kabilah yang kemudian disatukan oleh Jenghis Khan
(603-624 H). mereka adalah orang-orang Badui-sahara yang dikenal keras kepala
dan suka aberlaku jahat.Sebagai awal penghancuran Bagdad dan Khilafah Islam,
orang-orang Mongolia menguasai negeri-negeri Asia Tengah Khurasan dan Persia
dan juga menguasai Asia Kecil. Pada bulan September 1257, Hulagu mengirimkan
ultimatum keada Khalifah agar menyerah dan mendesak agar tembok kota sebelah
luar diruntuhkan.
Tetapi
Khalifah tetap enggan memberikan jawaban.Maka pada Januari 1258, asuakn Hulagu
bergerang untuk mengahncurkan tembok ibukota. Sementara itu Khalifah al-Mu’tashim
langsung menyerah dan berangkat ke base pasukan mongolia. Setelah itu para
pemimpin dan fuqaha juga keluar, sepuluh hari kemudian mereka semua dibunuh.
Hulagu mengzinkan pasukannya untuk melakukan aa saja di Baghdad. Mereka
menghancurkan kota Baghdad dan membakarnya. Pembunuhan berlangsung selama 40
hari dengan jumlah korban sekitar dua juta orang.Perlu juga disebutkan disini
peran busuk yang dimainkan oleh seorang Syi’ah Rafidhah yaitu Ibn ’Alqami,
menteri al-Mu’tashim, yang bekerjasama dengan orang-orang Mongolia dan membantu
pekerjaan-pekerjaan mereka.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Kekuasaan Dinasti Bani
Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Dinamakan Daulah
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas,
paman nabi Muhammad SAW. Dinasti
Abbasiyah didirikan
oleh Abdullah
al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah
ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah
pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti Bani
Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M. Pada
abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri. Pemberontakan yang paling dahsyat dan
merupakan puncak dari segala pemberontakan yakni perang antara pasukan Abbul Abbas
melawan pasukan Marwan ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah). Yang akhirnya
dimenangkan oleh pasukan Abbul Abbas. Dengan jatuhnya
negeri Syiria, berakhirlah
riwayat Dinasti Bani Umayyah dan bersama dengan itu bangkitlah kekuasaan Abbasiyah.
2.
Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam kedua
yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang
pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat ilmu pengetahuan.Kekhalifahan
ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukkan semua
wilayahnya kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah adalah keturunan paman Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang termuda, yaitu Abbas bin
Abdul Muththalib. Oleh karena itu, mereka juga termasuk Bani
Hasyim.Kekhilafahan ini berkuasa mulai tahun 750 M dan memindahkan ibukota dari
Dmaskus ke Baghdad.Berkembang selama dua abad, tetapi pelan-pelan meredup
setelah naiknya bangsa Turki yang sebelumnya merupakan bagian dari tentara
kekhalifahan yang mereka bentuk.
3.
Pemerintahan daulah
Bani Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan daulah Bani Umayyah yang
telah hancur di Damaskus. Meskipun demikian, terdapat perbedaan antara
kekuasaan dinasti Bani Abbasiyah dengan kekuasaan dinasti Bani Umayyah.
4. secara
garis besar kemajuan Khalifah Abbasiyah terdiri dari :
Kemajuan dalam bidang politik dan
militer
Kemajuan
dalam bidang ilmu pengetahuan
Kemajuan
dalam ilmu agama islam
5.
Disamping
kelemahan khalifah, banyak faktor internal yang menyebabkan khalifah Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing faktor
tersebut saling berkaitan satu sama lain, Persaingan Antar bangsa, Kemerosotan
Ekonomi, Sistem
pergantian Khalifah.
Ada pula faktor-faktor eksternal yang menyebabkan khilafah
Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur. Yaitu, Perang
Salib,
Serangan Mongolia Ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti Abbasiyah.
DAFTAR
PUSTAKA
Nasution,
Harun : Filsafat Pendidikan Islam 1982 Jakarta.
Mustaqim.2009.Perkembangan Islam Masa Bani Abbasiyah.28-02-2014.
tersedia di http:perkembangan islam masa bani abbasiyah
No comments:
Post a Comment