

MAKALAH
Statistik Ekonomi
Syariah 2 yang dibina oleh Mia Lasmi Wardiyah,
S.P., M.Ag.

Kelompok 6 :
Aliffia Fitriani 1133070014
Aline Annisa 1133070015
Cepi Nopandi 1133070038
Cepy Wildan Anwar 1133070039
JURUSAN
MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS
SYARIAH DAN HUKUM
UIN SUNAN
GUNUNG DJATI


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, serta tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “TEORI & KASUS UJI CHOCHRAN”.
Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Statistik Ekonomi Syariah 2.
Makalah ini telah
dibuat dengan berbagai sumber informasi yang kami cari dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.2 Tujuan Masalah............................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................... 3
2.1 Teori Uji
Chochran ........................................................................ 3
2.2 Langkah-langkah Uji Cochran ....................................................... 19
2.3 Langkah-langkah Q Cochran Test dengan SPSS............................. 21
2.4 Kasus Uji Chochran ....................................................................... 24
BAB 3 PENUTUP .............................................................................. 36
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 36
3.2 Saran.............................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 38
BAB 1
PENDAHULUAN
Uji statistika parametrika (uji t dan
uji F) hanya dapat digunakan jika data menyebar normal atau tidak ditemukannya
petunjuk pelanggaran kenormalan dan keragaman atau variasi antara
perlakuan-perlakuan atau peubah bebas yang dibandingkan homogen. Data yang
memenuhi syarat tersebut skala pengukurannya menimal interval (misalnya data
dalam satuan persen dan data yang interval pengukurannya ≥ 5) lebih baik lagi
data yang mempunyai skala pengukuran rasional (misalnya data yang mempunyai
satuan pengukuran berat, panjang, volume dan sebagainya).
Untuk data yang mempunyai skala
pengukuran nominal (misalnya ada/tidak, mati/hidup.sembuh/sakit dan sebagainya)
data yang mempunyai skala pengukuran ordinal (data yang ada urutannya misalnya
agak sakit, sakit dan sembuh; tidak senang, senang dan amat senang; tidak ada
kelainan sedikit ada kelainan dan ada kelainan; dan sebagainya). Jadi uji t dan
uji F hanya bisa digunakan jika tidak ada petunjuk pelanggaran kenormalan dan
keragaman antar perlakuan yang dibandingkan homogen. Untuk data yang memunyai
skala pengukuran interval dan rasional bila syarat uji t dan uji F dilanggra
masih bisa diusahakan dengan melakukan transformasi data jika setelah
ditransformasikan belum juga terpenuhi maka harus diusahakan uji lain.
Untuk data yang tidak memenuhi syarat
uji t dan ujiF dan data dengan satuan pengukuran nominal dan ordinal digunakan
uji lain kelompok uji ini disebut uji statistika nonparametrika.
1.1
Rumusan Masalah
Dari sedikit pemaparan pendahuluan di atas, kami merumuskan beberapa
masalah dalam makalah ini, diantaranya:
a) Bagaimana Teori Uji Chochran
itu?
b) Bagaimanakah
langkah-langkah penyelesaian Uji Cochran?
c) Bagaimana
Langkah-langkah Q Cochran Test dengan SPSS?
d) Berikan beberapa contoh Kasus
Uji Chochran?
1.2
Tujuan Masalah
Tujuan dari makalah uji chochran ini yaitu:
a) Untuk mengetahui teori Uji
Chochran.
b) Mengetahui
langkah-langkah penyelesaian Uji Cochran.
c) Mengetahui
Langkah-langkah Q Cochran Test dengan SPSS.
d) Untuk memahami beberapa contoh
kasus Uji Chochran.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Teori Uji Chochran
Uji Q Cochran termasuk pengujian statistik
nonparametrik yang digunakan untuk peristiwa atau perlakuan lebih dari dua. Uji
Q Cochran merupakan perluasan dari uji McNemar. Data yang digunakan berbentuk
binary. Perlakuan lebih dari dua yang dimaksud adalah sebelum, ketika, dan
sesudah perlakuan. Uji Cochran digunakan untuk menguji tiga sample atau lebih
dengan catatan reaksi (hasil) terhadap suatu perlakukan hanya dinyatakan dalam dua nilai, yaitu 0 dan 1. Karena
itu, Uji Cochran dilakukan pada penelitian untuk uji sample yang mempunyai data
berskala nominal (kategori). Uji q corchran dapat digunakan untuk menguji
apakah beberapa variabel dikotomi mempunyai mean yang sama, uji ini merupakan
pengembangan dari uji McNemar yang dipakai bila mana sampel lebih dari dua, jawaban yang diberikan
oleh responden haruslah bersifat dikotomi, seperti ya atau tidak. Uji cochran diperuntukan dalam menguji k sampel
berhubungan, apakah tiga atau lebih himpunan frekuensi atau proporsi
berpasangan saling berbeda signifikan diantara mereka. Uji cochran teristimewa
digunakan untuk data dalam skala nominal atau merupakan informasi ordinal yang
terpisah dua (dikotomi). Uji Q Cochran pada suatu penelitian hanya dinyatakan dengan salah satu dari dua
nilai, secara sembarang dapat dinyatakan dengan nilai 1 sebagai “sukses” dan
nilai 0 sebagai “gagal”. Reaksi yang lain dapat berupa nilai 1 sebagai “ya”
ataupun nilai 0 sebagai “tidak”.
Test ini
juga digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila
datanya berbentuk nominal dan frekuensi dikotomi. Misalnya jawaban dalam
wawancara atau observasi hasil eksperimen berbentuk : ya – tidak; sukses - gagal; disiplin – tidak disiplin; terjulal –
tidak terjual; dan sebagainya. Selanjutnya jawaban tersebut diberi skor 0 untuk
gagal dan, skor 1 untuk sukses.
Rumus yang digunakan untuk menguji adalah sebgai berikut :




Distribusi sampling Q mendekati distribusi Chi
Kuadrat, oleh karena itu untk menguji signifikansi harga Q hitung tersebut,
maka perlu dibandingkan dengan harga-harga kritis untuk Chi Kuadrat. Ketentuan
pengujian adalah : bila Q hasil menghitung lebih besar atau sama dengan table (
≥ ), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Contoh 1 :
Dilakukan
penilitian untuk mengetahui efektivitas tiga metode kerja baru yang diadopsi
dari konsultan. Untuk mengetahui hal ini, dilakukan penelitian dengan
mencobakan ke tiga metode tersebut pada 3 kelompok karyawan yang dipilih secara
random. Masing-masing kelompok terdiri atas 15 karyawan. Efektivitas metode
akan diukur dari gagal-gagalya pegawai tersebut menyelesaikan pekerjaan dalam
waktu 1 jam. Hasil eksperimen memberikan data sebagai tertera dalam table 2.1
Berdasarkan
hal tersebut maka judul penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :


a.
Metode kerja baru, sebagai
variable independen
b.
Kegagalan kerja sebagai
variable dependen

Adakah perbedaan efektivitas di antara tiga
metode kerja baru tersebut?

Tiga kelompok karyawan, masing-masing berjumlah
15 orang

Ho : tidak terdapat perbedaan efektivitas ke
tiga metode kerja baru
Ha : terdapat perbedaan efektivitas ke tiga
metode kerja baru
Langkah Pengerjaan :
1.
Kriteria Pengujian
Hipotesis
Ho diterima bila harga Chi Kuadrat hitung lebih
kecil dari table, dan tolak Ho bila harga Chi kuadrat hitung lebis besa atau sama
dengan Chi Kuadrat table.
2.
Penyajian data
Data hasil penelitian dan setelah diberi sekor
ditunjukan pada tebl 2.1. Data dalam table tersebut dapat diberi penjelasan
sebagai berikut.
Pekerja yang berhasil menyelesaikan pekerjaan
maksimum 1 jam dinyatakan sukses (skor 1) dan setelah 1 jam dinyatakan gagal
(diberi skor 0).
TABEL 1.1
PRESTASI
KERJA TIGA KELOMPOK KARYAWAN DALAM MENGGUNAKAN METODE KEJA BARU
No.
|
Kel I
|
Kel II
|
Kel III
|
Li
|
Li2
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
|
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
|
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
|
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
|
2
2
3
1
2
0
3
2
2
2
1
2
1
0
2
|
4
4
9
1
4
0
9
4
4
4
1
4
1
0
4
|
|
Gj = 6
|
Gj = 7
|
Gj = 12
|
Gj = 25
|
Gj = 53
|
Gj = jumlah yang sukses (jumlah yang mendapatkan
nilai 1)
Li = jumlah yang sukses kelompok I, II, III
Li2 = Kuadrat dari Li
3.
Perhitungan untuk
pengujian hipotesis
Untuk
pengujian hipotesis maka harga-harga tersebut selanjutnya dimasukkan dakam
rumus diatas.





(3)(25) - 53
Untuk
rumus di atas dk = k – 1 = 3 – 1 = 2. Berdasakan dk = 2 untuk taraf kesalahan
5%, maka harga Chi Kuadrat table = 5,99 (lihat table VI). Harga Q hitung (5,64)
ternyata lebih kecil dari table (5,99). Jadi Ho diterima dan Ha ditolak.
4. Kesimpulan
Tidak
terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan di antara tiga metode kerja batu
terdapat prestasi kerja baru pegawai. Ke tiga metode mempunyia pengaruh yang
sama/tidak berbeda.
5. Saran
Dapat
dipilih salah satu metode kerja baru, bila hal tersebut dapat meningkatkan
produktivitas karyawan.
Statistik uji cochran ini diberikan
sebagai alternatif dari uji Friedman, dengan spesifikasi hanya digunakan ketika
jenjang (rank) bernilai biner atau
dikotomi (misal 0 dan 1). Kita
anggap 1 sebagai sukses, dan
0 gagal/tidak sukses. Hipotesis
nol dalam uji
ini menyatakan bahwa
probabilitas memperoleh sukses di antara k kelompok tersebut adalah
sama secara signifikan.
Syarat untuk dapat melakukan uji-uji tersebut adalah :
- data minimal berupa dalam skala ordinal
- pengamatan antar sampel adalah independen
- adanya dependensi (saling berhubungan), yang bisa dihasilkan dari adanya salah satu dari dua kondisi berikut:
·
sebuah sampel yang
terdiri dari n objek
yang dikenai k
perlakuan berbeda
·
k sampel berbeda yang mengalami pencocokan (matching)
Uji Cochran mempunyai ciri khusus, yakni data yang diuji bertipe Nominal
(kategorikal). Data nominal inipun dipersempit pada kasus data dikotomi, yakni
data nominal dengan hanya ada dua kemungkinan isian, seperti kode 1 untuk Ya
dan kode 2 untuk Tidak.
Uji Q Cochran digunakan untuk menguji apakah tiga
(atau lebih) himpunan skor (proporsi atau frekuensi) berpasangan saling
signifikan, skala data yang digunakan dapat berupa skala nominal maupun ordinal
yang dipisah duakan (dikotomi),
seperti sukses dan gagal, ya dan tidak, dan sebagainya.
Uji Cochran
umumnya digunakan jika skala pengukuran datanya nominal (ada/tidak, mati/hidup, sakit/sehat dan sebagainya). Katagori/perlakuan
yang diteliti lebih besar dari dua (p>2) dan termasuk
klasifikasi dua arah (ada peubah lain/peubah sampingan selainperlakuan) atau
berpasangan atau dalam rancangan percobaan/ lingkungan terkenal dengan nama
Rancangan Acal Kelompok (RAK).
Test
ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila datanya berbentuk
nominal dan frekuensi dikotomi. Misalnya jawaban dalam wawancara atau observasi
hasil eksperimen berbentuk: ya- tidak; sukses-gagal; disiplin-tidak
disiplin; terjual-tidak terjual; dsb. Selanjutnya jawaban tersebut diberi
skor 0 untuk gagal dan, skor 1 untuk sukses. (Sugiyono, 2009: 74).
Uji Q Cochran pada suatu penelitian hanya dinyatakan dengan
salah satu dari dua nilai, secara sembarang dapat dinyatakan dengan nilai 1
sebagai “sukses” dan nilai 0 sebagai “gagal”. Reaksi yang lain dapat berupa
nilai 1 sebagai “ya” ataupun nilai 0 sebagai “tidak”.
Uji Cochran
digunakan untuk menguji tiga sample atau lebih dengan catatan reaksi (hasil)
terhadap suatu perlakukan hanya dinyatakan dalam dua nilai, yaitu 0 dan 1.
Karena itu, Uji Cochran dilakukan pada penelitian untuk uji sample yang
mempunyai data berskala nominal (kategori).
Dari hasil
output SPSS uji Q Cochran dapat dinyatakan bahwa uji yang dilakukan signifikan
secara statistik karena nilai Cochran Q lebih kecil daripada nilai χ (2) (3,8
< 5,991) dapat dilihat pada tabel chi-square - pada nilai kritik 0,05. Atau
jika Cochran Q lebih besar daripada Df, maka harus ada beberapa atribut yang
diresidu. Atribut yang diresidu adalah atribut yang memiliki value paling
sedikit. Dengan demikian terima hipotesis nol yang mengindikasikan bahwa semua
semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang sama.
Uji cochran akan dilakukan terus menerus hingga didapatkan nilai r hitung < r tabel, jika belum maka pengujian dilakukan terus-menerus dengan menghilangkan atribut yang memiliki valuenya paling sedikit.
Uji cochran akan dilakukan terus menerus hingga didapatkan nilai r hitung < r tabel, jika belum maka pengujian dilakukan terus-menerus dengan menghilangkan atribut yang memiliki valuenya paling sedikit.
Cochran Q Test
digunakan untuk mengetahui atribut apa saja yang dianggap sah (valid), dimana
peneliti mengeluarkan atribut-atribut yang dinilai tidak sah berdasarkan
kriteria-kriteria statistik yang dipakai.
Dalam metode
ini, responden diberikan pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang pilihan
jawabannya terdiri atas YA dan TIDAK.
Untuk mengetahui mana di antara atribut yang valid, dilakukan test Cochran dengan prosedur sebagai berikut :
Untuk mengetahui mana di antara atribut yang valid, dilakukan test Cochran dengan prosedur sebagai berikut :
a.
Hipótesis yang mau diuji:
Ho : Semua atribut yang diuji mempunyai
proporsi jawaban YA yang sama
Ha : Semua atribut yang diuji mempunyai proporsi
jawaban YA yang berbeda
b.
Mencari Q hitung dengan
rumus sebagai berikut :
Keterangan:
Q = Q
hitung
K = Jumlah
atribut yang diuji
Ri =
Jumlah YA pada semua atribut untuk 1 responden
Ci = Jumlah YA pada 1 atribut untuk semua responden
n = Jumlah sampel yang diuji
Ci = Jumlah YA pada 1 atribut untuk semua responden
n = Jumlah sampel yang diuji
c.
Penentuan Q tabel (Qtab):
Dengan α
= 0,05, derajat kebebasan (dk) = k – 1, maka diperoleh Q
tab (0,05; df) dari tabel Chi Square Distribution.
d.
Keputusan:
Tolak Ho dan terima Ha, jika Q hit > Q tab
Terima Ho dan tolak Ha, jika Q hit < Q tab
Contoh:
Jika anda menanyakan kepada 10 orang untuk diminta
memilih dari tiga wanita, siapa yang ingin mereka pacari; apakah pamella
anderson, paris hilton, atau megan fox. Jika orang pertama memilih paris hilton
karena dia kaya, maka anda akan memberikan nilai 1 untuk paris hilton dan nilai
0 untuk pamella ataupun megan fox, dan seterusnya pada orang yang lain. contoh
penggunaannya pada SPSS dapat dilihat di bawah.
Uji yang dikenal sebagai Q cochran test ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menetapkan asumsi-asumsi
a) Menetapkan asumsi-asumsi
·
Data untuk analisis terdiri atas reaksi-reaksi dari r buah blok terhadap c
buah perlakuan yang diterapkan secara independen.
·
Reaksi-reaksi itu dinyatakan dengan 1 untuk “sukses” atau 0 untuk “gagal”.
Hasil-hasil pengamatan ini bisa diperagakan dalam sebuah tabel kotingensi
dengan Xij yang menyatakan 0 atau 1.
Tabel
Kontingensi untuk data pada uji Q
Cochran
Blok-blok yang ditampilkan merupakan blok-blok yang
dipilih secara acak dari suatu populasi yang terdiri atas semua blok yang
mungkin.
b) Menentukan
hipotesis-hipotesis
Ho: Semua perlakuan yang diuji mempunyai proporsi
jawaban ya yang sama.
H1: Tidak semua perlakuan mempunyai proporsi jawaban ya yang sama.
c) Menentukan Taraf Nyata (α)
d) Menghitung dengan rumus statistik uji
Berdasarkan kontingensi, maka statistik uji untuk Uji Q Cochran adalah:

Keterangan:
T : Nilai Cochran dari hasil perhitungan.
C : Banyaknya katagori/perlakuan
Ci : jumlah data pada katagori/perlakuan ke-i
R : banyaknya kelompok ulangan
Rj : jumlah data pada kelompok ulangan ke-j
N : jumlah seluruh data positip (N=

Hipotesisnya
Ho:p1 =p2 =p3=………….=pc
H1 :p i ≠ p I’ untuk suatu pasangan
pi( i≠i)
Disini p1 adalah katagori/perlakuan ke-i. Kriteria penerimaan ho adalah sebagai berikut :
Jika T<X2(0,05;db=(c-1)
maka Ho diterima (P>0,05)
Jika T>X2(0,05;db=(c-1)
maka Ho diterima (P<0,05)
Jika T>X2(0,01;db=(c-1)
maka Ho diterima (P>0,01)
Uji Q Cochran
memperlihatkan bahwa dengan meningkatnya r maka distribusi Q mendekati
distribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas c – 1, maka nilai kritis
untuk Uji Q Cochran dapat
diperoleh dengan menggunakan Tabel nilai-nilai Khi Kuadrat untuk derajat bebas c – 1 ( χ2 tabel = χ2 1-α;c-1).
Tolak H0 , jika Q lebih
besar dari atau sama dengan χ2 1-α;c-1.
Distribusi sampling Q
mendekati distribusi Chi Kuadrat, oleh karena itu untuk mrnguji
signifikansi harga Q hitung tersebut, maka perlu dibandingkan dengan
harga-harga kritis untuk Chi Kuadrat. Ketentuan pengujian adalah: bila Q hasil
menghitung lebih besar atau sama dengan table (≥), maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
Tes McNemar dua sampel-berhubungan dapat dipakai dalam
penelitian yang mempunyai lebih dari dua sampel. Perluasan ini, yakni tes Q
Cochran untuk k sampel berhubungan,
memberikan suatu metode untuk menguji apakah tiga himpunan tiga frekuensi atau
proporsi berpasangan (atau lebih dari tiga) saling berbeda signifikan di antara
mereka. Penjodohan dapat didasarkan atas ciri-ciri yang relevan dalam
subyek-subyek yang berlainan itu, atau
berdasarkan kenyataan bahwa subyek-subyek yang sama dipakai di bawah
kondisi-kondisi yang berbeda. Tes Cochran ini teristimewa cocok dpakai kalau
data ada dalam skala nominal atau merupakan informasi ordinal yang terpisah-dua
(dikotomi).
Orang dapat mengangankan berbagai ragam hipotesis
penelitian dimana data dapat dianalisis dengan tes Cochran. Misalnya, orang
dapat mengujji apakah berbagai butir dalam suatu ujian berbeda sulitnya, dengan
menganalisis data yang terdiri dari informasi lulus-gagal pada k butir
untuk
n individu. Dalam rancangan ini, k
kelompok dianggap “dijodohkan” karena tiap-tiap orang menjawab semua k
butir itu.
Di pihak lain, mungkin kita hanya memiliki satu butir
saja untuk dianalisis, dan kita ingin membandingkan jawaban N subyek di bawah k kondisi yang berlainan. Juga di sini “penjodohan” dicapai denghan
memakai subyek-subyek yang sama dalam setiap kelompok, tetapi sekarang
kelompok-kelompok itu berbeda dalam halk : masing-masing ada di bawah kondisi
yang berlainan. Ini akan menguji apakah kondisi mempunyai efek yang signifikan
atas jawaban para subjek terhadap butir itu. Misalnya, kita dapat menanyakan
kepada tiap-tiap anggota suatu panel pemilih yang manakah diantara dua calon
yang lebih mereka sukai, pada k sama dengan 5xselama masa pemilihan : sebelum
kampanye, pada puncak kampanye Smith, pada puncak kampanye Miller, segera
sesudah pemungutan suara dan segera sesudah hasil-hasil diumumkan. Tes Cochran
akan menetukan apakah kondisi-kondisi itu mempunyai efek yang signifikan
terhadap prefensi para pemilih antara kedua calon tadi.
Juga kita dapat membandingkan jawaban terhadap suatu
butir dari n himpunan yang dari setiap himpunan terdapat k orang yang
dijodohkan. Yaitu kita akan mendapatkan jawaban dari k kelompok yang
dijidohkan.
Metode kalau datadari penelitian-penelitian seperti
yang dicontohkan diatas diatur dalam suatu table dua arah yang terdiri dari n
baris dan k kolom, maka dapat kita uji hipotesis 0 bahwa proporsi atau
frekuensi jawaban tertentu adalah sama dalam masing-masing kolom, kecuali
karena perbedanan-perbedaan yang terjadi secara kebetulan saja. Cochran (1950)
telah menunjukan jika hipotesis 0 benar, yakni bila tak ada perbedaan dalam
kemungkinan “sukses”, misalnya di bawah masing-masing kondisi (yang dengan
demikian dinyatakan bahwa “sukses” dan
“gagal” tersebar secara random dalam baris serta kolom dalam table dua arah itu
), maka jika jumlah barisnya tidak kecil,



Mendekati distribusi chi-kuadrat dengan db =k-1,
dimana
Gj =jumlah keseluruhan
“sukses” dalam kolom ke-j
G =mean Gj
Li =jumlah keseluruhan
“sukses” dalam baris ke-i
Suatu rumus yang ekuifalen dengan
mudah dapat diderivasikan dari rumus di atas namun penyederhanaan penghitungan
adalah sebagai berikut.




Karena distribusi sampling Q
mendekati distribusi chi-kuadrat dengan db=k-1, kemungkinan yang berkaitan
dengan terjadinya, di bawah H0 , harga-harga sebesar Q observasi
dapat ditetapkan dengan melihat Tabel berikut.

Kalau harga observasi Q yang dihitung dari rumus diatas sama dengan atau lebih besar daripada yang ditunjukan dalam table untuk satu tingkat suatu signifikansi tertentu dan harga db =k-1, implikasinya ialah bahwa proporsi atau frekuensi “sukses” berbeda secara signifikan antara berbagai sampel. Ini berarti, H0 dapat ditolak ada tingkat signifikansi itu.
Contoh
Misalkan bahwa kita tertarik untuk mempelajari
pengaruh keramahan seorang pewawancara atas jawaban para ibu rumah tangga dalam
survei pendapat. Kita dapat melatih seorang pewawanca untuk melakuakan tiga
jenis wawancara :wawancara 1 memnunjukan perhatian, keramahan, dan antusiasme
;wawancara 2 menunjukan keformalan, keberhati-hatian, keterburu-buruan, dan
formalitas yang kasar. Pewawancara akan ditugaskan untuk mengunjungi 3 kelompok
yang terdiri dari 18 rumah, dan diminta untuk memakai wawancara 1 pada satu
kelompok, wawancara 2 pada kelompok lain, dan wawancara 3 pada kelompok ketiga
denagan demikain, kita akan mendapatkan 18 himpunan ibu rumah tangga dengan 3
ibu rumah tangga yang dipasangkan (yang disamakan berdasarkan variable-variabel
yang relevan) dalam setiap himpunan. Untuk tiap-tiap himpunan, ketiga anggota
itu secara random akan dikenakan (ditempatkan) pada 3 kondisi (yakni
jenis-jenis wawancara).jadi ita akan memiliki 3 sampel berpasangan (k =3) dengan 18 anggota pada
masing-masing sampel itu (N =18). Kemudian kita dapat menguji apakah
perbedaan-perbedan antara ketiga jenis wawancara itu mempengaruhi banyak
kelompok yang dipasangkan tersebut. Dengan memakai data artificial (yang tidak
sesungguhnya), disajikan tes hipotesis ini.
- Hipotesis Nol. H0 :kemungkinan suatu jawab “ya” adalah sama untuk ketiga jenis wawancara itu. H1 :kemungkinan jawab “ya” berbeda menurut jenis wawancaranya.
- Tes statistic. Tes Q Cochran dipilih karena data itu untuk lebih dari dua kelompok-berhubungan (k=3) dan terpisah-dua (dikotomi) sebgai “ya” dan dan ”tidak”.
- Tingkat signifikansi. Tetapkan α= 0.01. N=18=banyak kasus dalam masing-masing k himpunan yang dipasangkan.
- Distribusi sampling. Dibawah hipotesis-nol, Q sebagai yang dihasilkan dengan rumus-rumus diatas ataiu mendekati distribusi chi-kuadrat drngan db=k-1. Yaitun, kemungkinan yang berkaitan dengan terjadinya, dibawah H0, sembarang harga sebesar harga Q observasi dapat ditetapkan dengan melihat table diatas.
- Daerah penolakan. Daerah penolakan terdiri adri semuan harga Q yang sedemikian besar sehingga kemungkinan yang berkaitan dengan terjadinay harga-harga itu, dibawah H0, sama denga atau lebih kecil daripada α= 0,01.
- Keputusan. Dalam studi artifisial ini, kita representasikan jawab “ya” dengan 1 dan jawab “tidak” dengan 0. Data studi ini disajikan dalam table dibawah juga ditunjukan dalam tabel itu harga-harga Li (jumlah keseluruihan “ya” bagi tiap baris) dan harga Li2. Misalnya, dalam himpunan berpasangan yang pertama, semua ibu rumah tangga memberikan jawaban negative, tidak bergantung jenis wawancaranya. Dengan demikian Li =0+0+0=0, dan denagn demikian Li2 =02 =0. Dalam himpunan ke 2 yang terdiri dari 3 ibu rumah tangga itu, jawaban terhadap wawancara 1 dan wawancara 2 bersifat mengiakan,
Tabel
Jawab ya (1) dan tidak (0) yang diberikan ibu
rumah tangga dibawah tiga jenis wawancara
(bukan data sesungguhnya)
Perangkat
|
Jawaban
terhadap wawacara 1
|
Jawaban
terhadap wawancara 2
|
Jawaban
terhadap wawancara 3
|
Li1
|
Li2
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
3
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
6
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
7
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
8
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
9
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
10
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
11
|
1
|
1
|
1
|
3
|
9
|
12
|
1
|
1
|
1
|
3
|
9
|
13
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
14
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
15
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
16
|
1
|
1
|
1
|
3
|
9
|
17
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
18
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
|
G1=13
|
G2=13
|
G3=3
|
L=29
|
L=63
|
Tetapi jawaban terhaap wawancara tiga adalah negatif,
sehingga L2=1+1+1+0=3 dan dengan demikian L2=9. Dalam
praktek, skor-skor diatur dalam k=3 kolom dan N=18 baris.
Kita mengamati G1=13 = jumlah keseluruhan
”ya” dalam jawaban terhadap wawancara 1. G2=13 = jumalah keseluruhan
“ya” dalam jawaban terhadap wawancara 2. Dan G3=3 = jumlah
keseluruhan “ya” sebagai jawaban terhadap wawancara 3.
Jumalah keseluruhan “ya” dalam ketiga wawancara ialah
∑= 13+13+3=29. Perhatikanlah bahwa ∑ Li=29 juga (jumlah dari kolom
jumlah baris). Jumlah kuadrat jumlah baris adalah ∑ Li2=63,
jumlah kolom terakhir.
Dengan memasukan
harga-harga ini kedalam rumus kita dapatkan:





(3) (29) - 63
Dengan melihat tabel kita
mengetahui bahwa Q≥17, 7 mempunyai kemngkinan terjadinya, dibawah H0
sebesar P<0,001 bila DB=k-1=3-1=2.
Dengan demikian harga Q ada didalam daerah penolakan dan arena itu keputusan
kita menolak H0 dan menerima H1. Berdasarkan data
artificial (buatan) ini kita menyimpulkan bahwa kemungkinan jawaban “ya”
berbeda untuk wawancara 1,2,dan 3. Harus dicatat bahwa Q berdistribusi
chi-kuadrat dengan db= k-1 jika
banyak baris (ukuran N) tidak terlampau kecil. Sungguhpun demikian, Cochran
tidak memberikan saran apapun yang menyangkut ukuran minimum N.
Ikhtisar prosedur. Inilah langkah-langkah dalam
penggunan tes Q Cochran:
1. Untuk data yang bersifat
dikotomi (terpisah-dua), berikanlah skor 1 untuk setiap “sukses” dan skor 0
untuk setiap “kegagalan”.
2. Tuangkanlah skor-skor tesebut
dalam suatu tabel k x N menggunakan k
kolom dan N baris. N= banyak kasus dalam tiap kelompok k.
3. Tentukan harga Q dengan
subtitusi harga-harga observasi kedalam rumus.
4. Tingkat signifikansi harga
observasi Q dapat ditentukan dengan melihat tabel, sebab Q mendekati distribusi
chi-kuadrat dengan db= k-1. Jika
kemungkinan berkaitan dengan terjadinya, dibawah H0, suatu harga yang sama besar dengan harga Q observasi adalah sama dengan atau kurang dari α, tolaklah H0.
Uji qochran ini umumnya digunakan jika
skala pengukuran datanya nominal(ada/tidak,mati/hidup,sakit/sehat dan
sebagainya)katagori/perlakuan yang diteliti lebih besar dari dua (p>2) dan
termasuk klasifikasi dua arah (ada peubah lain/peubah sampingan
selainperlakuan) atau berpasangan atau dlam rancangan percobaan/lingkungan
terkenal dengan nama Rancangan Acal Kelompok (RAK) rumus uji Cochran adalah
sebagai berikut :

Disini
T: Nilai Cochran
dari hasil perhitungan.
c: Banyaknya
katagori/perlakuan
Ci: jumlah
data pada katagori/perlakuan ke-i
r:banyaknya
kelompok ulangan
Rj:jumlah
data pada kelompok ulangan ke-j
N: jumlah
seluruh data positip (N=

Hipotesisnya
Ho:p1 =p2 =p3=………….=pc
H1 :p i ≠ p I’ untuk suatu pasangan
pi( i≠i)
Disini p I
adalah katagori/perlakuan ke-i
Kriteria
penerimaan ho adalah sebagai berikut :
Jika T<X2(0,05;db=(c-1)
maka Ho diterima (P>0,05)
Jika T>X2(0,05;db=(c-1)
maka Ho diterima (P<0,05)
Jika T>X2(0,01;db=(c-1)
maka Ho diterima (P>0,01)
Jika Ho
ditolak berarti ada kategori/perlakuan yang berbeda, untukmencari pasangan mana
yang berbeda maka kita harus melakukan uji lanjutan lanjutan dari uji cochran
yang biasa digunakan adalah uji Mc Nemar dengan rumus sebagai berikut :
Rumus uji Mc
Nemar

Disini
B :
banyaknya nilai negative dari dua pasang perlakuan yang dibandingkan(B=0-1)
C :
Banyaknya nilai positif dari dua pasang perlakuan yang dibandingkan (C=1-0)
Kriteria penerimaan
ho adalah sebagai berikut :
Jika T<X2 α=0,05;db=1 maka Ho diterima berarti pasangan perlakuan tersebut tidak berbeda
nyata (P>0,05). Sedangkan jika T≥ X2 α=0,05;db=1 maka Ho ditolak berarti pasangan perlakuan tersebut berbeda nyata
(P>0,05) dan jika T≥ X2 α=0,01;db=1 maka Ho
ditolak berarti pasangan rata-rata rangking perlakuan tersebut berbeda sangat
nyata (P<0,01)
Contoh
Salah satu cara untuk mengetahui adanya
pembusukan pada daging adalah dengan mengunakan uji Eber. Seorang peneliti
ingin pemeriksaan adanya pembusukan daging sapi yang dijual sore hari disuatu
asar. Pada pasar tersebut terdapat 4 kios daging sapi peneliti ingin mengetahui
apakah terdapat perbedaan diantara kios tersebut. Untuk tujuan tersebut
peneliti mengambil sample tiap hari selama 12 hari data yang diperoleh sebagai
berikut :
Tabel hasil
uji Eber.
HAri ke-j
|
Kios (i)
|
Rj
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
|
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
|
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
|
2
3
3
3
2
2
2
2
2
1
3
3
|
Ci
|
3
|
4
|
8
|
12
|
27
|
Jawab
Hipotesisnya
Ho : p1 = p2 = p3 = p4
H1 ; pi ≠pi’ untuk pasangan pi (i≠i)



Oleh karena
T>X2 α=0,01;db=(4-1) yaitu 14,16>11,30 maka Ho
ditolak (P>0,01) sehingga dpat disimpulkan terdapat perbedaan yang sangat
nyata (P>0,01) antara kiosdaging di pasartersebut.
Selanjtnya untukmengetahui antar kios mana
yang berbeda dilanjutkan dengan uji Mc Nemar dengan rumus sebagai berikut :

Kios 1
dengan 2 nilai 

Kios 1
dengan 3 nilai 

Kios 1
dengan 4 nilai 

Kios 2
dengan3 nilai 

Kios 2
dengan 4 nilai 

Kios3 dengan
4 nilai 

Tabel X2
α=0,05;db=1=3,84 dan X2 α=0,01;db=1=6,63
Untuk mempermudah membandingkan antara
perlakuan kita baut tabel sebagai berikut :
Kios
|
Signifikansi
|
|
0,05
|
0,01
|
|
1
2
3
4
|
A
ab
b
c
|
a
a
ab
b
|
Keterangan
Nilai dengan huruf yang sama pada kolom
signifikansi menunjukkan tidakberbeda nyata (P>0,05) sebaliknya denganhuruf
yang berbeda menunjukkan berbeda nyata (P>0,05) atau sangat nyata
(p>0,01)
Jika kemungkinan yang terjadi dari
individu-individu dari data yang berpasangan dapat kita skor sehingga dapat
dibuat skala ordinal maka uji tanda tidak lagi baik diterapkan maka diperlukan
uji lain uji tersebut antara lain adalah uji Wilcoxon dan uji Friedman dan ada
pula uji-uji yang lainnya.
2.2 Langkah-langkah Uji Cochran
Uji yang dikenal sebagai Q
cochran test ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a)
Menetapkan
asumsi-asumsi
Data untuk analisis
terdiri atas reaksi-reaksi dari r buah blok terhadap c buah perlakuan yang
diterapkan secara independen. Reaksi-reaksi itu dinyatakan dengan 1 untuk
“sukses” atau 0 untuk “gagal”. Hasil-hasil pengamatan ini bisa diperagakan
dalam sebuah tabel kotingensi seperti Tabel 2.2 dengan Xij yang menyatakan 0
atau 1.
Tabel 2.2
Sumber
: http://www.1.bp.blogspot.com
Blok-blok yang
ditampilkan merupakan blok-blok yang dipilih secara acak dari suatu populasi
yang terdiri atas semua blok yang mungkin.
b) Menentukan hipotesis-hipotesis
H0 : Semua
perlakuan yang diuji mempunyai proporsi jawaban ya yang sama.
H1 : Tidak
semua perlakuan mempunyai proporsi jawaban ya yang sama.
c) Menentukan Taraf Nyata (α)
d) Menghitung dengan rumus statistik
uji
Berdasarkan Tabel 2.2, maka statistik
uji untuk Uji Q Cochran
adalah:
Uji Q Cochran memperlihatkan bahwa dengan meningkatnya r maka distribusi Q mendekati distribusi Khi-kuadrat dengan derajat bebas c – 1, maka nilai kritis untuk Uji Q Cochran dapat diperoleh dengan menggunakan Tabel nilai-nilai Khi Kuadrat untuk derajat bebas c – 1 ( χ2 tabel = χ2 1-α;c-1).
{ Tolak H0 , jika Q lebih besar dari atau sama dengan
χ2 1-α;c-1. }
2.3 Langkah-langkah
Q Cochran test dengan SPSS

1.) Buka SPSS, input data seperti di bawah ini:
Sumber : http://www.3.bp.blogspot.com
2.) Pilih Analyze – Non Parametric
Test – K-related samples, seperti gambar berikut:
Sumber : http://www.3.bp.blogspot.com
3.) Maka akan
muncul kotak dialog kemudian blok semua
variabel, klik panah disamping sehingga variabel pindah ke box sebelah
kanan. Setelah itu pilih Cochran’s Q
Sumber : http://www.4.bp.blogspot.com
4.) Kemudian
pilih Exact, sehingga muncul
kotak dialog seperti di bawah, dan checklist
exact kembali – klik Continue – OK
Sumber : http://www.4.bp.blogspot.com
5.) Maka output yang dihasilkan adalah:
Sumber : http://www.1.bp.blogspot.com
6.) Interpretasi
Dari hasil
output SPSS uji Q Cochran
diatas dapat dinyatakan bahwa uji yang dilakukan signifikan secara statistik
karena nilai Cochran Q lebih kecil
daripada nilai χ (2) (3,8 < 5,991) - lihat pada tabel chi-square - pada nilai kritik 0,05. Dengan demikian terima hipotesis nol yang mengindikasikan
bahwa semua semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang sama.
Uji cochran akan dilakukan terus menerus hingga didapatkan nilai χhitung <
χtabel, jika belum maka pengujian dilakukan terus-menerus dengan menghilangkan
atribut yang memiliki jawaban “ya” paling sedikit.
2.4 Kasus Uji Chochran
Kasus 1.
Untuk mengetahui selera konsumen di kota Bandung, Manajer Pemasaran Duta
Makmur mengambil sampel 12 orang di kota tersebut yang pernah mengkonsumsi Roti
produksi Duta Makmur, yaitu Roti rasa Coklat, rasa Nanas, rasa Kacang dan rasa
Durian. Kepada keduabelas responden tersebut diberi hanya dua alternatif
pendapat, yakni Suka atau Tidak Suka terhadap masing-masing rasa Roti tersebut.
Berikut data
sikap responden:
Konsumen
|
Coklat
|
Nanas
|
Kacang
|
Durian
|
BUDI
|
Tidak Suka
|
Suka
|
Tidak Suka
|
Tidak Suka
|
BUDIMAN
|
Tidak Suka
|
Tidak Suka
|
Suka
|
Suka
|
BRIAN
|
Tidak Suka
|
Suka
|
Tidak Suka
|
Tidak Suka
|
BAMBANG
|
Tidak Suka
|
Suka
|
Tidak Suka
|
Tidak Suka
|
BADIR
|
Suka
|
Tidak Suka
|
Suka
|
Suka
|
BOB
|
Suka
|
Suka
|
Tidak Suka
|
Tidak Suka
|
BERTHA
|
Suka
|
Suka
|
Tidak Suka
|
Suka
|
BENYAMIN
|
Tidak Suka
|
Tidak Suka
|
Tidak Suka
|
Suka
|
BENNY
|
Suka
|
Suka
|
Suka
|
Tidak Suka
|
BOBBY
|
Tidak Suka
|
Suka
|
Tidak Suka
|
Suka
|
BORIS
|
Suka
|
Suka
|
Suka
|
Suka
|
BASUKI
|
Tidak Suka
|
Suka
|
Tidak Suka
|
Suka
|
Keterangan Data:
- Data untuk variabel Konsumen adalah string yang berupa kalimat dan bukan numerik.
- Data untuk variabel lain berupa data kategori dengan kode:
0 = Tidak Suka
1 = Suka
Sebagai contoh, baris pertama adalah konsumen bernama
Budi yang hanya suka roti
Nanas namun tidak suka ketiga rasa roti yang lain. Karena ditulis dalam bentuk
angka, SPSS menginput sebagai 0,1,0 dan 0.
Analisis:
1.
Proses perhitungan
COCHRAN:

− Ci atau jumlah per kolom
masing-masing variabel
− Li atau jumlah kejadian
yang sukses, yang dijumlah per baris
NB: kejadian yang sukses dalam kasus ini adalah
yang SUKA, sehingga yang dijumlah adalah yang berkode 1 (kode SUKA).
− Li yang dikuardratkan
Hasil
perlakuan tersebut:
Perhatikan bahwa sekarang yang ditampilkan untuk proses COCHRAN adalah angka
kode 0 dan 1, dan bukannya TIDAK SUKA dan SUKA. Hal ini bisa dilakukan dengan
membuka menu VIEW dan pilih (klik mouse) pada sub menu VALUE LABEL. Jika VALUE
LABEL tidak aktif maka otomatis tampilan berupa angka.
Nilai COCHRAN bisa dicari dengan rumus:
Q = (k-1) [kƩCi2 – (ƩCi)2

k = jumlah variabel,
Ci= banyaknya sukses tiap BARIS, dalam kasus ini adalah banyaknya kode 1
Li= banyaknya sukses tiap KOLOM, dalam kasus ini adalah banyaknya kode 1

a.
HIPOTESIS:
Ho: Konsumen sama-sama menyukai keempat rasa
Roti Duta Makmur
Hi: ada perbedaan sikap konsumen terhadap
keempat rasa Roti tersebut. Atau ada rasa Roti yang lebih disukai dibanding
rasa yang lain.
b.
Dasar pengambilan
keputusan:
• Membandingkan Q hitung dengan Q tabel.
Disini bisa digunakan perbandingan antara Q
hitung dengan Chi Square tabel.
Jika Q hitung < chi square tabel, maka Ho
diterima
Jika Q hitung > chi square tabel, maka Ho
ditolak
• Dengan melihat angka probabilitas, dengan
ketentuan:
Probabilitas >0,05 maka Ho diterima
Probabilitas <0,05 maka Ho ditolak
c.
Keputusan:
• Dengan membandingkan Q hitung dengan Chi
Square tabel:
Mencari Chi Square tabel:
Untuk tingkat kepercayaan 95% (berarti tingkat
signifikansi / alfa adalah 5%) dan derajat kebebasan = k-1 atau 4-1=3, didapat
nilai chi-square tabel adalah 7,814
NB: k adalah jumlah kolom atau disini sama dengan
jumlah variabel.
Kasus 2
Bagian pemasaran sebuah
perusahaan ingin mengetahui model kemasan produk X yang paling disukai oleh konsumen.
Ia membuat tiga model kemasan (A, B dan C) untuk produk X tersebut. Sampel yang
digunakan sebanyak 18 konsumen. Hasil wawancara (jawaban suka diberi skor 1 dan
jawaban tidak suka diberi skor 0) adalah :
Konsumen
|
Jenis kemasan
|
||
A
|
B
|
C
|
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
1
|
1
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
4
|
0
|
0
|
0
|
5
|
1
|
0
|
0
|
6
|
1
|
1
|
0
|
7
|
1
|
1
|
0
|
8
|
0
|
1
|
0
|
9
|
1
|
0
|
0
|
10
|
0
|
0
|
0
|
11
|
1
|
1
|
1
|
12
|
1
|
1
|
1
|
13
|
1
|
1
|
0
|
14
|
1
|
1
|
0
|
15
|
1
|
1
|
0
|
16
|
1
|
1
|
1
|
17
|
1
|
1
|
0
|
18
|
1
|
1
|
0
|
Lakukan
pengujian Langkah sebagai berikut :
- Hji Hipotesis
Ho ≡
kesukaan pada A = B = C
Hi ≡ minimal ada satu yang
tidak disukai
- Taraf Nyata α= 5 % = 0,05
- Uji Statistik = Uji Cochran
- Wilayah Kritik(Daerah PenolakanH0) : Q > Χ2α(k-1)
- Perhitungan
Konsumen
|
Jenis kemasan
|
Li
|
Li2
|
||
A
|
B
|
C
|
|||
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
3
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
6
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
7
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
8
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
9
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
10
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
11
|
1
|
1
|
1
|
3
|
9
|
12
|
1
|
1
|
1
|
3
|
9
|
13
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
14
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
15
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
16
|
1
|
1
|
1
|
3
|
9
|
17
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
18
|
1
|
1
|
0
|
2
|
4
|
|
13
|
13
|
3
|
29
|
63
|
|
C1=13
|
C2=13
|
C3=3
|
ƩLi=29
|
ƩLi2=63
|
Perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut :
C1 = 13 ; C2 = 13 ; C3 = 3
ƩLi = 29 ; ƩLi2 = 63
ƩCi2 = 132 + 132 +
32 = 347
(ƩCi)2 = (13+13+3)2= 841
Q = (k-1) [kƩCi2 – (ƩCi)2

Q = (3 – 1) [ 3 (347) – 841 ]

Q = (2) [1041 – 841] = 16,667

- Kesimpulan : Tolak Ho
X20,05(2)
= 5, 991
Kasus :
Beberapa orang remaja dimintai
pendapatnya mengenai cara mereka melepas penat atau stress, diantaranya dengan
mendengarkan musik, menonton film atau pijat/refleksi. Setiap orang bias menjawab
“suka”, “tidak suka” terhadap keseluruhan atau sebagian cara menghilangkan
stress tersebut.
Jika remaja menjawab “suka” akan
diberikan simbol 1
Jika remaja menjawab “tidak suka”
akan diberikan simbol 0
Responden
|
Musik
|
Film
|
Pijat
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
|
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
|
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
|
Keterangan pada baris pertama. Responden nomor satu
menilai mendengarkan musik, menonton film dan pijat refleksi adalah cara yang
sering dilakukan untuk menghilangkan penat dan streees.
Demikian seterusnya. Perhatikan input data hanya dua,
yaitu 1 dan 0
Penyelesaian :
Di sini akan dilihat apakah ketiga cara menghilangkan
penat dan stress mendapat penilaian yang relatif sama dari remaja yang menjadi
responden penelitian ini ?
Langkah-langkah penyelesaian :
1. Pemasukkan data ke SPSS
Variable yang dimasukkan adalah
- variable pertama : musik
tipe data : numeric (8.0)
- variable kedua : film
tipe data : numeric (8.0)
- variable ketiga: pijat
tipe data : numeric (8.0)
2. Pengisian data
3. Pengolahan data
- Dari baris menu pilih menu Analysis , kemudian pilih submenu Nonparametric Test
- dari serangkaian pilihan test untuk non parametric, sesuai kasus pilih K-Related Samples…,
tampak di layar :

Test Variable list atau variable yang akan diuji.
Karena disini yang akan diuji tiga variable, maka klik variable musik, kemudian
klik tanda Sehingga terlihat variable musik pindah ke Test Variable List.
Demikian pula hal serupa dilakukan pada dua variable lainnya.
Untuk Test Type atau tipe uji, karena dalam kasus akan
diuji dengan Cochran,
maka klik pilihan Cochran. Sedang pilihan uji yang
lain diabaikan saja.
Klik OK untuk mengakhiri pengisian prosedur analisis.
4. Output SPSS dan Analisis
Cochran
test
Frequencies
|
Value
|
|
0
|
1
|
|
Musik
Film
Pijat
|
3
6
4
|
6
3
5
|
Test statistic
N
Cochran Q
Df
Asymo Siq
|
9
2,333e
2
3,11
|
Analisis :
5. Hipotesis :
H0 : Semua perlakuan mempunyai efek yang sama. Atau
dalam hal ini ketiga cara mempunyai efek yang sama dalam hal menghilangkan
stress.
H1: Tidak semua perlakuan mempunyai efek yang sama.
Atau dalam hal ini ketiga cara mempunyai efek yang sama dalam hal menghilangkan
stress.
6. Pengambilan keputusan :
Dasar pengambilan keputusan :
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak
Keputusan :
Terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig/Asymptotic
significance dua sisi adalah
0.311. Di sisi didapat probabilitasnya di atas 0,05.
Maka H0 diterima yaitu Semua perlakuan mempunyai efek yang sama. Atau dalam hal
ini ketiga cara mempunyai efek yang sama dalam hal menghilangkan stress.
Contoh Kasus
Peneliti
sosial politik ingin mengetahui apakah terdapat perubahan preferensi pemilih
terhadap calon bupati A. Survei dilakukan 3 kali secara beruntun, yaitu sebelum
kampanye, ketika kampanye, dan sesudah kampanye. Data yang diperoleh sebagai
berikut :
Sebelum
|
Ketika
|
Sesudah
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
Jawaban
responden : 1 = pilih calon Bupati A, 0 = Tidak pilih calon Bupati A
Hipotesis
:
H0 = Tidak terdapat perubahan preferensi pemilih
terhadap calon Bupati A antara sebelum, ketika dan sesudah kampanye.
H1
=Terdapat perubahan preferensi pemilih terhadap calon Bupati A antara sebelum,
ketika dan sesudah kampanye.
Kriteria
Uji :
Tolak
hipotesis nol (H0) jika nilai signifikansi p-value (<0,05)
Langkah-langkah
analisis :
1. Klik Analyze
> Nonparametric > K Related Sampel
2.
Masukkan variabel sebelum, ketika, dan sesudah ke kolom Test Variable
3. Pilih
Q Cochran
4. Klik OK
Hasil
Output SPSS
Frequencies
|
Value
|
|
|
0
|
1
|
Sebelum
Ketika
Sesudah
|
14
13
7
|
6
7
13
|
Tabel Frequencies di atas
menunjukan frekuensi responden pada hasil survei terhadap pemilihan calon
Bupati A. Responden yang tidak memilih calon bupati A sebelum kampanye sebanyak
14 responden sedangkan yang memilih sebanyak 6 respoden. Pada masa/ketika
kampanye dilakukan yang akan memilih calon Bupati A sebanyak 7 responden
sedangkan yang tidak akan memilih sebanyak 13 responden. Sesudah kampanye
dilakukan responden yang tidak memilih calon bupati A sebanyak 7 responden
sedangkan yang memilih sebanyak 13 responden.
Test statistic
N
Cochran Q
Df
Asymo Siq
|
20
5.375a
2
0,68
|
Oleh karena
nilai p-value sebesar 0,068 (<0,05), maka terima hipotesis nol (H0).
Kesimpulannya tidak terdapat perubahan preferensi pemilih terhadap calon bupati
A sebelum, ketika dan sesudah kampanye.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uji cochran akan dilakukan terus menerus hingga didapatkan nilai χhitung <
χtabel, jika belum maka pengujian dilakukan terus-menerus dengan menghilangkan
atribut yang memiliki jawaban “ya” paling sedikit.
Tidak terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan
di antara tiga metode kerja baru terhadap prestasi kerja baru pegawai. Ke tiga
metode mempunyai pengaruh yang sama/ tidak berbeda.
Jika tolak
Ho berarti proporsi jawaban YA masih berbeda pada semua atribut. Artinya
belum ada kesepakatan di antara para responden tentang atribut. Bila hal
ini terjadi, maka akan dilakukan pengujian lagi dengan menghilangkan atau
membuang atribut yang dimiliki jumlah jawaban YA paling kecil.
Jika terima
Ho berarti proporsi jawaban YA pada semua atribut dianggap sama. Dengan
demikian, semua responden dianggap sepakat mengenai semua atribut sebagai
faktor yang dipertimbangkan.
Pengujian Q
hitung dilakukan terus-menerus sampai diperoleh nilai Q hitung < Q tabel,
dengan derajat kebebasan yang digunakan untuk mencari Q tabel adalah dk = n – 1
dengan taraf signifikasi 0,05.
1.
Menganalisis hasil jawaban
responden dari kuisioner dengan menggunakan rumus uji Cochran Q. Dapat
dilakukan dengan cara manual pada program excel atau menggunakan alat analisis
SPSS.
2.
Dalam penggunaan alat
analisis SPSS dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut.
3.
Tahap untuk menguji
Atribut yang dipertimbangkan (menggunakan uji Cochran Q test) menggunakan data
dummy.
3.2 Saran
Cochran Q
Test digunakan untuk mengetahui atribut apa saja yang dianggap sah (valid),
dimana peneliti mengeluarkan atribut-atribut yang dinilai tidak sah berdasarkan
kriteria-kriteria statistik yang dipakai. Dalam metode ini, responden
diberikan pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang pilihan jawabannya terdiri
atas YA dan TIDAK.
Untuk
mengetahui mana di antara atribut yang valid, dilakukan test Cochran dengan
prosedur yang sesuai. Sehingga penggunaan Rumus Cochran dapat mengefesienkan
sebuah penelitian untuk langkah yang lebih akurat. Semoga materi yang telah
penulis bahas tentang Cochran ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan
bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Siegel, Sidney and John Castellan. 1988. Nonparametric Statistics. US: McGraw-Hill.
Sugiyono. 2009. Statisik Nonparametris untuk Penelitian. Bandung: CV.
Alfabeta.
Suyuti, Zanzawi, dan Landung Simatupang. 1986. Statistik Non Parametrik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ariyoso. 2012. Uji
Chochran. [diakses pada tanggal 23 Agustus 2014 di http://statistik4life.blogspot.com]
Kurniasih, Sari. Q Chochran. [diakses pada tanggal 23
Agustus 2014 di http://dataflow-stat.blogspot.com/]
Septiani, Rahma. Non Parametrik. [diakses pada tanggal 23 Agustus 2014 http://susenobimo.blogspot.com/]
No comments:
Post a Comment